Mohon tunggu...
Eko Sutrisno Hp
Eko Sutrisno Hp Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger Goweser Jogja, owner Mie Sehati (http://miesehati.com).|.\r\n Anggota komunitas TDA, |.\r\n Blog pribadi http://eeshape.com Blogger Goweser!Runner.|.\r\nhttp://eeshape.com/ |\r\n eko.eshape@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

[Akhirnya] Cicak Itu Perlu Buaya

6 November 2009   00:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:26 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di kelompoknya, Buaya makin geram dengan tingkah laku Cicak yang makin tidak mau diatur lagi. Merekapun mulai merancang segala macam upaya untuk menundukkan Cicak. Para Cicak yang bersuara keras mereka tangkap dan mereka beri dua pilihan.

Pilihan Pertama, para Cicak terus bersuara keras dan akibatnya tahu sendiri atau memilih yang kedua yaitu bersuara lunak dan menjadi pengikut kebijakan para buaya.

Kebanyakan para cicak tidak takut dengan segala ancaman dari para Buaya. Merekapun tetap teguh dengan idealismenya dan rela menerima segala macam akibatnya. Penjara Buaya menjadi penjara suci buat mereka.

Para Buaya yang mengaku lebih berpendidikan ini akhirnya mencoba membuat alternatif ketiga. Para Cicak dipersilahkan tetap bersuara keras, tetapi mereka diberikan skenario untuk mengarahkan para Cicak, sehingga para Buaya sudah mempunyai "antivirusnya"

Melalui pihak ketiga, para Buaya ini akhirnya berhasil merekrut para Cicak yang bersuara keras namun sudah sesuai dengan skenario yang dibuat oleh para Buaya.

Para Buayapun bisa tampil lebih trengginas karena mitra tandingnya sudah diketahui arah tembakannya. Semua perdebatan di depan publik jadi semakin seru karena sudah diskenariokan awal dan akhirnya. Para Cicak yang tidak tahu apa-apa tinggal bersorak-sorak sesuai panduan para senior Cicak yang sudah "terbeli".

Begitulah akhir dari pertarungan yang tak kenal henti dari Buaya melawan Cicak. Terbuktilah sudah bahwa Cicak memang perlu Buaya !

+++

Semua cerita diatas hanya fiktif belaka. Kalau ada kesamaan nama atau adegan itu hanya kebetulan belaka. Cerita ini dibuat oleh Komandan Buaya atas ilham dari seorang Cicak yang sudah "tobat".

+++

Mas Cicak tersenyum manis membaca cerita karya Komandan Buaya di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun