Mohon tunggu...
Esa SekarArofah
Esa SekarArofah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemudaan Dalam Konsep Kehidupan

9 Desember 2022   15:10 Diperbarui: 9 Desember 2022   15:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemerdekaan Indonesia dijadikan suatu peristiwa sejarah yang menandakan besarnya kemungkinan akan terwujuadnya Indonesia emas di tahun 2045 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Keinginan serta cita-cita tersebut tak terlepas dari peran generasi muda. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun. Mengingat bahwa diperkirakan pemuda atau generasi muda masa kini adalah pemegang tonggak kepemimpinan di masa yang akan datang. Untuk mencapai Indonesia emas di tahun 2045, dibutuhkan bekal bagi komponen-komponen yang akan memperjuangkannya. Salah satunya pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan landasan dari berbagai peran, tanpa pendidikan yang kuat, pemuda Indonesia tentu akan merasakan kesulitan dalam menjalankan perannya sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Mencetak para pemuda menjadi program penting bagi seluruh negara di dunia, karena pemuda merupakan aset terbesar bangsa sekaligus tumpuan harapan yang akan menegakkan kembali cita-cita bangsa, selain itu pemuda juga merupakan bagian dari roda perputaran zaman yang diharapkan kembali dapat mengatasi agent of change (Dewantara dan Syaifullah, 2008: 46). Peran dan partisipasi pemuda sangat penting dalam membangun kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa setiap negara selalu berusaha untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan karakter pemuda. Ada peribahasa mengungkapkan bahwa barang siapa menguasai pemuda, maka akan menguasai masa depan (Tilaar, 1991: 34), berkaca dari peribahasa tersebut Indonesia sangat bertumpu kepada pemuda untuk mecapai tujuan nasional yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV.
Series (2009: 89) menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa pemuda memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam membangun tatanan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, yakni:
1. Kemurnian idealismenya
2. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan baru
3. Inovasi dan kreativitasnya
4. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan kepribadiannya yang mandiri
5. Semangat pengabdiannya.
Masalah kepemudaan yang terjadi biasanya karena nilai-nilai dalam mastarakat, yang dialami antar generasi muda dan tua, biasanya kurang dewasa dari hal psikologis, dan kurang mandiri dalam hal ekonomi. Negara Indonesia dalam rangka membentuk karakter bangsa khususnya karakter tanggung jawab dan peduli lingkungan, maka dibutuhkan pendidikan karakter yang berkualitas untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter Pancasila dan siap untuk menghadapi tantangan. Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diimplementasikan di setiap lembaga Pendidikan formal (sekolah dan perguruan tinggi), informal (keluarga dan lingkungan masyarakat), dan nonformal (kursus, organisasi dan lain sebagainya). Karakter pemuda yang semakin lembek akan mengakibatkan gagalnya estafet kepemimpinan bangsa, sehingga semangat kepemimpinan hanya menguntungkan segelintir orang yang berfikir tentang hegemoni dan kapitalisme (Cahyono, 27 April 2015: joglosemar.com). Upaya mencapai cita-cita nasional yaitu Merdeka, Berdaulat, Adil dan Makmur, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini tidak luput dari berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam negeri.
Dalam pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda pemuda mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakkan hidup Bersama, generasi tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus bangsa. Peluang untuk mencetak generasi muda itu dapat ditempuh dengan cara memberdayakan sumber daya ada dan dibutuhkan kemampuan dalam membaca kondisi dan situasi yang sedang berkembang. Misalnya pada generasi muda, mereka akan cenderung mencoba hal-hal unik yang dianggap baru sehingga pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah dapat memanfaatkan asumsi tersebut dalam menciptakan peluang sebesar mungkin untuk meningkatkan minat baca generasi muda.  
Sejarah mencatat tidak ada perubahan besar untuk kemajuan bangsa di Indonesia maupun dunia,tanpa peran dan sumbangsih pemuda. Boleh dikatakan jika tanpa pemuda harapan, Indonesia bisa merdeka. Banyak juga yang mengatakan bahwa pemuda sekarang ini adalah generasi milenial. Generasi milenial mempunyai sikap yang toleran terhadap sesama .karena pengaruh dari globalisasi yang sangat cepat. Di mana anak muda dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dari berbagai belahan dunia. Dengan adanya arus globalisasi tentunya dapat mempermudah suatu bangsa dalam mencetak generasi pemuda yang unggul dan berkualitas. Dalam mewujudkan Pendidikan berkualitas ada beberapa pembenahan yang harus di lakukan untuk merealisasikan berbagai ide yang muncul. Pertama adalah perbaikan mutu tenaga pendidik. Tenaga pendidik inilah yang nantinya akan menjadi penentu terciptanya kesuksesan Pendidikan di Indonesia. Guru yang bermutu menjadi faktor utama dalam mewujudkan Pendidikan yang berkualitas. Banyaknya isu-isu miring terkait kinerja guru Indonesia seolah dipertanyakan sehingga saat ini guru di tuntut untuk bekerja secara professional, bukan hanya sekedar melepas kewajiban semata. Kesadaran guru untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, "mencerdaskan kehidupan bangsa", sangat di butuhkan karena menjadi suatu kewajiban bagi guru dan tenaga pendidik lainnya untuk menjadi tonggak pergerakan kemajuan bangsa di sektor pendidikan.
Kedua adalah kurikulum yang diterapkan. Kurikulum yang diterapkan haruslah dipersiapkan dengan sebaik mungkin, diberlakukan secara nasional agar tidak terjadi inefisiensi terhadap keuangan negara. Selain itu kurikulum yang diterapkan sedapat mungkin berdampak positif bagi pembentukan karakter generasi muda Indonesia. Ketiga adalah perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang berlangsungnya proses Pendidikan. Misalnya perbaikan Gedung sekolah, perlengkapan fasilitas laboratorium sekolah, pengadaan buku-buku dan sumber literatur lain, pengadaan alat-alat canggih berbasis teknologi, penciptaan lingkungan dan suasana belajar yang nyaman dan kondusif. Langkah nyata adalah pengadaan berbagai macam beasiswa untuk siswa berprestasi ataupun siswa yang terkendala keadaan ekonomi keluarga sehingga tidak ada lagi alas an bagi generasi muda untuk tidak bersekolah. Adanya beasiswa ini diharapkan untuk generasi muda agar berlomba-lomba meningkatkan kualitas dirinya terutama dalam hal pendidikan. Selain itu, kemudahan untuk mengenyam pendidikan ini juga diharapkan menjadi Langkah pasti bagi terwujudnya generasi emas Indonesia
Segala kemajuan bangsa yang akan datang ada di tangan generasi muda. Penyediaan Pendidikan berkualitas ini menjadi titik terang bagi cita-cita bangsa Indonesia yang menjadikan Indonesia unggul dan maju. Pembenahan kualitas Pendidikan di atas diharapkan mampu membentuk manusia -manusia bermutu yang mampu secara kreatif dan inovatif, berpikir tingkat tinngi, berkarakter baik, tahu dan segan terhadap bumi pertiwi, dan memiliki rasa cinta dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia, yang artinya dapat mengombinasikan intelektual, emosional dan spiritual untuk kemudian dapat menjadi solusi atas masalah-masalah yang kian menerpa Tanah Air Indonesia. Hadirnya generasi muda yang berkualitas diharapkan mampu memegang dan mengambil kendali terhadap segala permasalahan yang ada di Indonesia serta menjadi tanda keberhasilan Pendidikan Indonesia. Cita-cita ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama yang baik untuk pemegang kebijakan dan pelaku kebijakan. Sumberdaya yang melimpah dan menjadi modal besar untuk keberhasilan mencerdaskan bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun