Mohon tunggu...
Suhadi Rembang
Suhadi Rembang Mohon Tunggu... Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan -

aku suka kamu suka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengintip Resistensi Jajan Pasar

4 April 2017   20:31 Diperbarui: 4 April 2017   20:45 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serabi Jawa, setia menanti kedatangan para penikmatnya (Sumber foto: www.rembangtv.com)

Jajan pasar,  bak mutiara yang tersembunyi di pasar tradisional. Sejak dahulu, hingga sekarang, jajan pasar tetap menjadi pesona yang tidak tergantikan. Muka boleh berubah keriput, ruang boleh berpindah tempat, hingga mata uang bebas beralih nilai, namun jajan pasar tetap jajan pasar. Ia tetap menjadi primadona bagi penikmatnya. Nuansa kehangatan, akrab, dan keceriaan tetap terpancarkan dari rona jajan pasar.

Jajan pasar memiliki dua barisan penikmat. Para Penjaja kerap kali terpikat dengan citarasa jajanan maknyus ini. Inilah barisan penikmat fisik. Selanjutnya adalah mereka yang menggunakan jajan pasar untuk instrumen sesaji dengan harap mendapat keselamatan Sang Pencipta, adalah barisan penikmat simbolik. Dua penikmat ini saling berdampingan dengan harmoni tanpa sekalipun saling sindir apalagi merendahkan jajan pasar itu sendiri.

Tercatat sejak zaman jawa kuno hingga sekarang, jajan pasar tetap memiliki masyarakat pengikut yang mapan. Jajan pasar tetap menjadi kudapan sehari-hari dan tetap juga menjadi instrument sesaji. Jajan pasar seakan tidak pernah gentar dari ekspansi jajanan pabrikan dalam dan luar negeri. Dan uniknya, walaupun industri jajanan merepetisi jajan tradisi ini, jajan pasar tetap tidak bergeming. Jajan pasar telah menampilkan fungsi manifes, sekaligus memancarkan fungsi laten dengan menggandeng industri pabrikan dengan mesra. Fungsi manifes ditunjukkan dengan peranannya menjadi penopang gizi dan tradisi. Adapun fungsi laten ditujukan dengan merelakan diakuisisi industri modern tanpa mereposisi tata-fungsi dari nilai jajan pasar itu sendiri.

Berangkat dari hal di atas, mutiara pasar tradisional ini tampaknya memiliki daya tahan yang unik seiring serangan yang bertubi-tubi dari keberadaan pasar modern. Seiring dengan fenomena identitas sosial bangsa Indonesia yang mudah pudar, tergantikan, hingga hilang dari bumi nusantara ini, maka menjadi menarik jika bangsa ini belajar dari keberadaan jajan pasar itu sendiri. Dengan mengetahui keunikan jajan pasar ini, diharapkan dapat menjadi modelling dalam merawat, menjaga, dan melestarikan identitas sosial bangsa Indonesia, tentu dengan harapan tetap  terjaga kemuliaan dari sebuah kemajmukan yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun