Milo Kepal Viral telah menduduki jajaran teratas jajanan fenomenal tiga bulan terakhir menggeser urutan Thaitea, Takoyaki, dan King Mangga. Namun yang selalu hati di bulan ramadan ini adalah kolak dan bala tentaranya.
Yaaa... entah mengapa sajian ramadan selalu penuh di jalanan. Fenomena dengan bukanya lapak dadakan selalu menghiasi jalan sekitar komplek, gang bahkan jalan besar. Apalagi disaat tiga hari pertama ramadan, kemacetan menghiasi hiruk pikuk kegiatan jual beli masyarakat yang sedang melakukan kegiatan ngabuburit.
Sama halnya dengan jalan yang menghubungkan area komplek dan Masjid Jakarta Islamic Centre yang di hari biasa layaknya jalanan normal untuk kendaraan atau pejalan kaki namun berubah 180 derajat menjadi pasar ramadan dadakan. Terlihat masyarakat antusias memadati kawasan jalan ini dengan mampir membeli makanan pembuka puasa dengan pedagang dadakan yang sepenglihatan saya tidak biasaya berjualan disitu.
Saya pun iseng mampir membeli sebungkus kolak dan sebungkus candil untuk dibawa pulang sambil bertanya tentang situasi tersebut kepada ibu pedagangnya. Sang ibu menjawab dengan sumringah bahwa situasi ini menjadi situasi yang asyik untuk berjualan walau dirinya bukan pedagang namun hal ini dapat menghasilkan uang. Dengan kemampuannya membuat kolak dan beberapa bala tentaranya seperti gorengan, ia mampu mendapatkan untung dan menyimpannya sebagai tambahan saat lebaran nanti.
Saya pun bertanya kepadanya bahwa apakah ia akan melanjutkan berjualan setelah ramadan usai? Sang ibu menjawab dengan sumringah kembali bahwa ia akan kembali menjadi ibu rumah tangga dengan memperhatikan tiga orang anaknya dirumah. Sungguh dengan adanya pasar dadakan ini dapat menambah uang lebaran bagi masyarakat sekita
Sambil mengangguk-angguk saya mengiyakan pernyataan sang ibu pedagang sambil membawa bungkusan takjil yang telah saya beli. Oh ya soal rasa, saya meyakinkan bahwa takjil Bu Sum langganan Ibu tetap nomor satu dibandingkan takjil para pedagang dadakan ini.