Mohon tunggu...
Erwin SyahPutra
Erwin SyahPutra Mohon Tunggu... Security - Mencari Kasih

Tuhan Yesus berkati

Selanjutnya

Tutup

Bola

PSMS Medan, Akankah Bertahan di Liga 1?

12 Juni 2018   13:05 Diperbarui: 12 Juni 2018   20:26 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liga 1 sudah menggelar 13 pekan pertandingan dan sebagai salah satu tim promosi, PSMS Medan masih tertatih di posisi 14 klasmen sementara. Inkonsistensi permainan tim asuhan Djajang Nurdjaman terkhusus di laga tandang masih menjadi permasalahan utama tim ini. Dari seluruh partai tandang yang dimainkan masih belum 1 poin pun dapat digapai oleh PSMS Medan. Persoalan ini tentu membuat panik semua pihak termasuk manajemen PSMS Medan.

Stigma Negatif mulai menghinggapi seluruh penggila PSMS. "jangan jangan PSMS hanya numpang lewat di liga 1", demikian mungkin yang ada di benak penggila PSMS saat ini. Kepanikan ini juga melanda manajemen PSMS yang langsung bertindak dengan memberhentikan 2 asisten pelatih PSMS karena dianggap tidak berkontribusi dalam membantu Pelatih Kepala. 

Tindakan lainnya adalah membatasi Pelatih Kepala dalam menentukan pemain yang akan masuk ke PSMS di putaran kedua. Kedua kebijakan manajemen PSMS ini tentu membuat publik sedikit mengernyitkan kening. Kedua kebijakan ini dianggap sebagai kebijakan panik berlebihan dari manajemen tim PSMS. 

Memang di tim manapun itu, ketika suatu tim gagal dan dianggap tak mampu penuhi target manajemen memang layak dievaluasi. Namun keputusan manajemen PSMS untuk memberhentikan 2 asisten pelatih namun masih memberikan kesempatan kepada pelatih kepala yang notabene bertanggungjawab penuh terhadap tim adalah sesuatu yang baru di dunia sepakbola. Namun kesempatan yang diberikan kepada pelatih kepala pun terbilang sedikit aneh dikarenakan pelatih kepala justru dibatasi dalam pemilihan pemain. Ini menjadi 2 hal yang sangat kontradiktif. 

Disatu sisi manajemen PSMS memberi kepercayaan kepada pelatih kepala untuk menangani tim PSMS namun disisi lain ada aspek "ketidakpercayaan" manajemen terhadap pelatih kepala saat ini. Harusnya, menurut saya selaku penggila PSMS, jika memang manajemen masih mempercayai pelatih kepala harusnya diberi kebebasan dalam mengambil keputusan. 

Sebaliknya jika memang tidak lagi dipercaya hendaknya manajemen melakukan evaluasi dengan mencari pelatih yang cocok dengan filosofi tim PSMS.
Satu catatan yang harus kita lihat bersama, ketika Djajang Nurdjaman diberi kebebasan kita bisa lihat hasilnya di ajang Piala Presiden. 

Kala itu PSMS sukses masuk ke 4 besar walau berstatus tim promosi.  Saya kira tidak ada satu pun keraguan dari manajemen PSMS tentang kualitas Djanur dalam memilih pemain saat itu. Mengapa saat ini manajemen justru membuat batasan kepada pelatih kepala? Membuat satu tim tangguh butuh waktu, .

Panik berlebihan justru akan membuat tim ini hanya "numpang lewat" di Liga 1... mari sama sama mendukung PSMS dengan hati dan pikiran yang tenang.....

PSMS Las Ni Rohakku 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun