Mohon tunggu...
Erwin Ma
Erwin Ma Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Leadershub Sulsel

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad 47: Ayat 7)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Ini Penyebab Sebuah Konflik

26 Juli 2021   14:10 Diperbarui: 26 Juli 2021   15:30 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Aksi Massa UNM

Apa penyebab konflik dalam masyarakat?

Para ilmuan sosial mencoba menganalisis persoalan akar sebuah konflik di masyarakat dunia yang secara terus menerus semakin meningkat. Realitas konflik yang terjadi, mengarah kepada kesimpulan bahwa masalah-masalah sosial yang terjadi bersumber pada kesenjangan antara lapisan-lapisan masyarakat atau kelas-kelas sosial sehingga jauh dari kata masyarakat egaliter. 

Tetapi, hal itu berubah pasca Perang Dunia II, sumber konflik utama diyakini bersumber dari ideologi kebangsaan (nasionalisme). Hal ini berdasar pada realitas masyarakat dunia pada saat itu sedang mengalami perang besar yang memang melibatkan banyak negara di dunia dan menimbulkan kekacauan yang luar biasa. 

Konflik tersebut dikategorikan para ilmuwan sebagai konflik antar negara. Keyakinan para ilmuwan dan masyarakat itupun tidak berlangsung lama, konflik antar negara kemudian berubah menjadi konflik dalam negara yang diistilahkan sebagai intra-state. Konflik ini kalau ditinjau dari pemicunya, hanya bersumber dari masalah-masalah kecil berupa sentimen etnisitas. 

Tapi jangan salah dengan pengaruhnya terhadap dunia politik Internasional, boleh jadi menjadi sebuah ancaman yang besar.
Dari data sebuah penelitian yang dilakukan antara tahun 1945-1980, korban jiwa yang diakibatkan dari konflik etnis itu menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan konflik-konflik lainnya termasuk mengalahkan angka dua perang dunia besar.

Konflik etnis ini, awalnya memang murni akibat dari persoalan kesenjangan ekonomi, kelas sosial dan ideologi kebangsaan. Hal tersebut kemudian melebar kepada isu kepentingan politik dan ekonomi, identitas agama, suku atau ras, bahkan menyangkut latar belakang sosio-historis. 

Isu itu kemudian menjadi perhatian bagi kalangan ilmuan sosial, hingga di penghujung abad ke-20, yang menarik adalah sentimen agama yang lebih banyak muncul dan mampu memobilisasi konflik dalam skala yang yang lebih besar dan ekskalatif. 

Tidak bisa dinafikan bahwa konflik yang hadir dimasyarakat dengan isu sentimen agama dijadikan sebagai kendaraan bagi para oknum-oknum dalam mencapai tujuan dan keuntungan pribadi ataupun golongan. Sebelumnya para ilmuan sosial beranggapan bahwa kematangan politik dan demokarasi akan meminimalisir konflik-konflik kesukubangsaan didalam sebuah negara yang multietnik. 

Identitas primitif antarsuku dalam masyarakat bisa dihilangkan dengan modernisme, liberalisme dan demokrasi sehingga tercipta sebuah masyarakat yang terintegrasi ke dalam sebuah komuniti yang lebih besar. 

Begitulah anggapan awal para ilmuan sosial, namun kalau kita menelisik realitas yang terjadi didalam masyarakat, sangat ironis, konflik-konflik kesukubangsaan bukan hanya terjadi pada negara-negara berkembang yang sedang dilanda krisis ekonomi, namun justru lebih banyak terjadi di negara-negara ekonomi maju yang bisa kita nilai domokarsinya sudah matang.

Oleh sebab itu anggapan ilmuan terhadap modernisme, liberalisme dan demokrasi  dalam melawan sentimen-sentimen suku, agama, dan ras tidak dapat menemukan sebuah wujud. Salah satu ilmuan Lucian W. Pye menyatakan bahwa sentimen-sentimen tersebut tidak dapat menemukan wujud dan selamanya akan bertahan. Idealisme dan optimisme dalam menghilangkan hal itu hanya sebuah ilusi belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun