Mohon tunggu...
Erwin Jajang Manarna
Erwin Jajang Manarna Mohon Tunggu... Mitra Pengemudi Online dan Instruktur Mitra Pengemudi - Mitra Pengemudi Yang Menulis

Indahnya berbagi cerita sebuah catatan dari jalanan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengemudi Online Bagai Debu di Atas Tanggul

22 September 2022   12:05 Diperbarui: 22 September 2022   12:11 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pengemudi online Bagai Debu Diatas tanggul

Seorang teman seperjuangan sebagai mitra pengemudi online datang menghampiri saya disebuah warung kopi pinggir jalan.


Warung kopi bagi mitra pengemudi bukan hanya sebagai 'rest area' namun bisa juga jadi tempat konsolidasi,sosialisasi dan diskusi untuk bertukar pikiran antar sesama mitra pengemudi.


Secangkir kopi atau segelas teh hangat yang menemani kami saat berkumpul bisa menambah imun dan pikiran positif sambil menghilangkan penat dan lelah setelah bekerja.


Terlihat dari langkahnya yang gontai sepertinya kawan saya mengalami 'down' dan kehilangan semangat juang saat orientasi dan bekerja dilapangan.Wah,apa karena BBM jenis pertalite yang naik harga?


Tentu saja hal yang sama terjadi dan hampir pasti dialami oleh semua rekan-rekan mitra pengemudi termasuk saya,selama menjalani pekerjaaan.Hanya mungkin berbeda dalam menyikapi setiap persoalan.


Ada yang sekuat baja tahan banting tak bergeming tetap terus bertahan meski rintangan menghadang. Bahkan ada yang seperti debu diatas tanggul.


Ya! Bagaikan debu diatas tanggul, bisa saja disematkan untuk para pekerja profesional seperti mitra pengemudi online,baik roda dua maupun roda empat.


Ketika tertiup angin debu akan berhamburan,melayang dan beterbangan kesegala arah penjuru mata angin.Hinggap dan kembali menempel di tempat baru yang belum tentu jadi tempat yang lebih baik dari tanggul.


Sekuat apapun debu tetap saja lemah dan mudah goyah,sebaik apapun debu tak akan ada jaminan aman,tetap saja bisa hanya dengan sekali hembusan membuatnya terhempas tanpa arah dan tujuan.


Sudut pandang dari sebuah pepatah tentu bisa saya jadikan hikmah dan pelajaran dalam kehidupan.Namun ada sudut pandang lain yang juga bisa digunakan dan dijadikan acuan.


Teringat seorang guru pernah mengatakan bahwa dia adalah pengemudi alias sopir ketika berada dimasjid.Kenapa beliau bilang demikian?Padahal beliau adalah seorang imam masjid saat menjalankan kewajiban salat lima waktu.


Seorang pemimpin salat atau imam masjid beliau Ibaratkan sopir dan makmum alias para jamaahnya laksana penumpang.Sebuah "statement"yang luar biasa bukan?


Imam masjid akan memimpin jamaahnya dengan baik,tertib dan tumakninah serta menguasai bacaan dan makna pada salat.Demi menghantarkan jamaah menuju kesempurnaan ibadah kepada Sang Pencipta.


Pengemudi seperti saya diharapkan bisa melayani penumpang dengan baik dan tertib saat berkendara serta menguasai aplikasi dan rute perjalanan untuk mengantar ketujuan dengan aman dan selamat.


Imam dan sopir tentu akan sama-sama tidak melakukan tindakan yang akan merusak agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan jamaah atau penumpang.Seperti ugal-ugalan,sembarangan dan hal buruk lainnya.


Lantas bagaimana jika sang imam atau sang sopir keliru? Tentu saja makmum bisa memberikan pengingat kepada sang imam.Begitu juga penumpang,bisa mengingatkan jika saya mengantuk untuk segera beristirahat dan rehat.


Sejatinya manusia apapun jabatan dan profesinya adalah pemimpin.Bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.


Eh,ada pengemudi yang juga jadi imam dimasjid!Apakah ini yang dinamakan pemimpinnya pemimpin atau imamnya imam?


Saya jadi merenungkan pemimpin seperti apa saya?
Apakah sudah cukup integritas yang saya miliki?


"Coba bertanya pada manusia manusia tak ada jawabnya","Aku bertanya pada langit luas tapi tak mendengar" celetuk Bang Ariel terdengar diaudio mobil.

Tetap jaga semangat kawan!


Salam
Catatan dari jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun