Mohon tunggu...
Erwin Dharmawan
Erwin Dharmawan Mohon Tunggu... Freelancer - Ajari saya cara menulis yang baik

Bekerja untuk mendapatkan sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Kawasan Ekonomi Khusus "Maloy Batuta Trans Kalimantan"

19 Oktober 2020   12:22 Diperbarui: 19 Oktober 2020   12:24 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Gerbang Kawasan

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional dalam Perpres 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) dari 227 PSN yang tersebar di Seluruh Wilayah Indonesia.  

Proyek KEK Maloy berlokasi di Kutai Timur tepatnya di Kecamatan Sangkulirang yang dapat ditempuh dari Kota Sangatta kurang lebih 4 Jam dengan kondisi jalan yang kurang baik.

KEK MBTK pada awalnya merupakan kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy yang ditetapkan sebagai kawasan agribisnis sejak tahun 2010.  Kawasan ini direncanakan sebagai kawasan industri berbasis Oleochemical untuk mengolah hasil kelapa sawit berupa Crude Palm Oil (CPO) beserta industri turunannya. 

Luas lahan yang diperuntukkan seluas 32.800 Hektar yang akan dikelola oleh Perusda (5.305 Ha), PT. TKEZ (26.500 Ha) dan PT. BCIP (1.000 Ha). Namun dalam realisasinya, lahan yang sudah tersedia baru mencapai 518 hektar dan yang sudah bersertifikat 509 hektar, dikelola oleh Sekretariat KEK MBTK dengan total biaya investasi pembangunan Rp. 1,693 T lebih yang terdiri dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kab. Kutai Timur.

Proyek KEK MBTK diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Tanggal 1 April 2019 di Manado Sulawesi Utara bersamaan dengan peresmian dua KEK lainnya yaitu KEK Bitung dan KEK Morotai. Dan dalam sambutannya, Presiden mengingatkan agar segera beroperasi setelah diresmikan.

Hingga Bulan Oktober 2020 atau satu tahun setengah setelah peresmian, Proyek tersebut seperti diketahui belum beroperasi. Lalu dimana kendalanya?

Beberapa kendala yang coba ditemukan secara umum adalah Lokasi yang jauh, Infrastruktur jalan yang buruk, sarana air belum tersedia, lahan yang tidak flat, biaya investasi yang tinggi serta harga sewa lahan cukup mahal yakni Rp. 33.895/m/tahun. Sedangkan saat ini biaya operasional Administrator masih ditanggung oleh Pemerintah daerah.

Kedepan diperlukan pemimpin-pemimpinan bertangan dingin dan berorientasi pada investasi yang dapat mengelola proyek tersebut, jangan sampai infrastruktur yang telah ada menjadi "monumen" dikemudian hari. 

Selamat Berinvestasi di KEK Maloy.

Pintu Utama, Terkunci
Pintu Utama, Terkunci

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun