Mohon tunggu...
Erwin Ariawan
Erwin Ariawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa s1 antropologi unair

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Cosplay Jepang terhadap Budaya dan Cara Berpakaian Masyarakat Indonesia

28 November 2022   16:35 Diperbarui: 28 November 2022   16:36 2796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cosplay merupakan akronim dari costume play, dimana pelakunya disebut dengan cosplayer adalah sebuah fenomena dari budaya pop sangat digemari oleh genereasi Z (generasi milenial). Perbuatan/aksi mengimitasi sosok karakter tertentu ini telah menciptakan sebuah sub-culture, sehingga penggunaan cosplay ini memiliki makna yang lebih luas. Sejak awal abad 20 sebenarnya telah ada perilaku dress-up atau berdandan menyerupai identitas tertentu yaitu menyerupai hantu atau penyihir pada event Halloween, tetapi budaya cosplay baru ssaja populer pada abad ke 21.

            Umumnya generasi milenial meenjadikan event cosplaytidak hanya sebagai hobby, tetapi sudah menjadi Lifestyle. Pada umumnya cosplay disukai anak-anak muda karena mereka bias berakting seperti karakter favoritnya dalam dunia fantasy, dan cosplay sendiri dapata memberikan mereka kesempatan untuk keluar di dalam dunia realita, sekaligus memberikan identitas yang baru. Pada dasarnya cosplay berawal dari rasa kecintaan terhadap sebuah desain karakter yang merupakan hasil riset team concept artist dari sebuah video game atau komik. Cosplay jua dapat digunakan sebagai media atau sarana komedi, untuk menghibur orang lain, dengan cara berdandan lucu atau sengaja mengimitasi karakter yang justru tidak sesuai dengan postur tubuh aslinya.

            Dalam era modern seperti ini, dengan semakin menjamurnya budaya pop dan dunia entertainment design, proses pembuatan costume untuk cosplay menjadi serius dan kompetitif. Semakin banyak seniman yang membuat costume meskipun tidak berniat untuk ikut naik panggung cosplay, sehingga peluang bisnis yang menjanjikan untuk para perilaku yang terlibat. Di Indonesia sendiri sampai kini banyak seniman muda yang menjadikan cosplay sebagai Lifestyle dan bahkan menjadi sumber mata pencaharian mereka.Hal ini tentunya sangat banyak menuai pro dan kontra, dimana mereka dapat memperkenalkan budaya jepang tetapi disisi lain dapat menggeser budaya Indonesia secara perlahan. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa Sansekerta "buddhayah" yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti "budi" atau "akal". Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Di era globalisasi ini, setiap kebudayaan luar dapat dengan  mudah msuk ke Indonesia, akan tetapi setiap budaya yang masuk harus disaring terlebih dahulu layak atau tidaknya berkembang di Negara kita.

Sejak perayaan bukansai di tahun pertama, dimana para remaja yang mengenakan costume cosplay, baik remaja yang mengikuti perlombaan atau sekedar mengenakan kostum saling bertemu, sejak pertemuan para remaja mengenal satu sama lain. Setelah acaara tersebut mereka membentuk suatu komunitas cosplay. Dan seiring waktu berjalan, kegiatan kegiatan cosplay mulai banyak diminati dikalangan remaja dan berkembang sangat pesat. Namun, pada tahun 2016 akhir sudah dapat dikatakan bahwa perkembangan cosplay menurun, dikarenakan ketidak kompakan antara cosplayer satu dengan yang lainya. Hal ini menimbulkan sikap kecemburuan social yang akibatnya mengganggu jalanya perkembangan cosplay.

  Beberapa penelitian kebudayaan sudah sangat sering mengamati kegiatan kegiatan cosplay dengan datang langsung ke berbagai event cosplay di Indonesia. Dan mereka bertanya kepada salah seorang pecinta cosplay jepang yang pada saat itu memkai costume robot. Disana mereka bertanya mengapa beliau gemar mengikuti cosplay? Lalu beliau mengatakan dengan adanya cosplay kita dapat menyalurkan bakat dan dapat mendapatkan kepuasan sendiri karena dapat menyerupai tokoh animeyang digemarinya meskipun harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Selain itu kita dapat mengenali budaya-budaya Jepang.  

            Tetapi dengan adanya cosplay ini juga dapat membawa efek negative bagi remja Indonesia, mengapa? Kareba dengan adanya cosplay juga dapat menurunkan minat remaja Indonesia terhadap budaya kita sendiri. Sebagai contoh banyak remaja yang mengatakan bahwa budaya jepanglah yang lebih menarik dibandingkan budaya Indonesia yang mereka boiling terlalu kuno dan tidak menarik. Tentu sangat memprihatinkan jika budaya kita milik harus dibandingkan dengan budaya lain. Budaya yang seharusnya kita banggakan kepada negara lain harus tertutup oleh masuknya budaya-budaya dari luar. Perkembangan budaya luar sangat pesat berkembang di Indonesia, itu karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya yang sudah lama ada di Indonesia.

            Solusi yang dapat dilakukan untuk mebumbuhkan jiwa cinta tanah air adalah perlunya kesadaran dikalangan remaja untuk lebih mengutamakan budaya Indonesia dibandingkan dengan budaya dari Negara lain, serta tentunya selalu menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme terhadapa budaya Indonesia. Selain itu, perlu diadakanya sosialisasi mengenai budaya-budaya Indonesia dengan cover yang lebih inovatif agar dapat menarik minat remaja Indonesia. Pengenalan budaya Indonesia juga dapat dilakukan dengan cara penambahan mata pelajaran mengenai budaya Indonesia di setiap sekolah-sekolah baik sekolah internasional ataupu non-Internasional agar siswa dapat menganal lebih jauh mengenai budaya Indonesia.

            Fenomena ini dapat dikaitkan dengan salah satu teori Antropologi, yakni Teori Kebudayaan dan Kepribadian. Kebudayaan merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, dan setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda. Kepribadian merupakan cara seorang individu berinteraksi dengan individu lain, dimana menjadi pola-pola tingkah laku yang spesifik dalam menghadapi kehidupan. Kebudayaan sering dikaitkan dengan kepribadian seseorang. Kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian adalah suatu proses kebudayaan juga merupakan suatu proses. Hal ini berarti antar pribadi dan kebudayaan terdapat suatu dinamika. Kepribadian mempunyai keterarahan dalam perkembangan untuk mencapai suatu misi tertentu.

Budaya dan kepribadian adalah hal yang berbeda tetapi jika dihubungkan aka nada satu garis merah diantaranya. Teori kepribadian dan kebudayaan diantaranya dikemukakan oleh Ruth Benedict. Mereka adalah antropolog yang berpengaruh di dunia lewat tulisan-tulisanya yang dibuat pada buku. Teori mengenai kebudayaan dan kepribadian mereka dapat dibaca di buku mereka. Pembahasan mengenai kebudayaan dan kepribadian akan terus ada dan berkembang karena sejatinya kebudayaan itu akan terus berbentuk dengan sendirinya karena adanya interaksi antar individu dan kepribadian juga membentuk interaksi individu Ketika berkegiatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun