Mohon tunggu...
Irfaan Sanoesi
Irfaan Sanoesi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar seumur hidup

Senang corat-coret siapa tahu nama jadi awet

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kongres Masyarakat Adat Nusantara, Etalase Miniatur Indonesia

26 Oktober 2022   10:53 Diperbarui: 26 Oktober 2022   11:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuluh-puluh tahun lamanya, masyarakat adat hidup dalam kesunyian. Tak diperhatikan, tak diurus negara. Padahal masyarakat adatlah yang menjadi penjaga gawang terakhir ketika hutan dan alam digerus korporasi.

Namun ketika Jokowi menjadi Presiden, kelompok masyarakat adat perlahan diperhatikan. Masuk ke dalam prioritas program Presiden dalam RPJMN juga dalam Nawacita. Hingga kini Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) telah diselenggarakan sebanyak enam kali.

KMAN menegaskan bahwa pemerintah hadir untuk semua eleman masyarakat, tak terkecuali masyarakat adat. Jika selama ini masyarakat adat berjuang sendiri, maka Kemendikbud Ristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan hadir untuk mewujudkan sebuah program layanan advokasi kepercayaan Tuhan YME dan masyarakat adat.

Kemendikbud Ristek bekerja sama dengan Kementerian KLHK, dengan Direktorat Jenderal PSKL dalam waktu dekat akan melakukan kerja sama komitmen yaitu dalam rangka penanganan percepatan penetapan hutan adat.

Penyelenggaraaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI 2022 di Papua menegaskan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Dilaksanakannya kali ini di Papua menegaskan kebhinekaan kita soal miniatur Indonesia. Bagaimana kebhinekaan itu ditunjukkan dengan Kongres Masyarakat adat ini.

KMAN menegaskan komitmen Presiden Presiden terkait masyarakat adat. Presiden menempatkan masayarakat adat sangat penting untuk diberi perhatian pemenuhan hak-haknya. Sebab itu, masyarakat adat tidak hanya tercantum dalam Nawacita Presiden, tapi juga di RPJMN, program prioritas nasional Presiden.

Masyarakat adat merupakan bagian dari negara ini sebelum kita resmi menjadi sebuah negara yang bernama Indonesia. Jadi ini luar biasa apalagi diselenggarakan di Papua, dan kita melihat bagaimana kebhinekaan itu terpancar kuat di sana.

Kita patut mengungkapkan rasa syukur terhadap kelancaran pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nasional VI dan Festival Danau Sentani. Kesuksesan Kongres Masyarakat Adat, tidak akan tercipta jika tidak melakukan kolaborasi.

Mathius Awoitauw, Bupati Jayapura menyatakan bahwa pelaksanaan KMAN adalah kolaborasi konkrit. Di Papua, masyarakat adat mengekspresikan dirinya bukan saja menyampaikan gagasan, gugatan, masukan kepada pemerintah tetapi juga bekerja sama dengan pemerintah itu sendiri.

Selain itu, acara Kongres Masyarakat Adat mampu mendongrak ekonomi lokal. Saya rasa dengan mengundang atau dengan Festival Danau Sentani ditambah dengan KMAN VI ini banyak orang berkunjung ke Papua, pengunjung ini juga dapat menggerakan ekonomi lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun