Mohon tunggu...
Irfaan Sanoesi
Irfaan Sanoesi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar seumur hidup

Senang corat-coret siapa tahu nama jadi awet

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Komjen Listyo Calon Kapolri yang Mengayomi

14 Januari 2021   10:53 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:54 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo memutuskan Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi calon Kapolri menggantikan Idham Aziz yang memasuki masa pensiun. Komjen Listyo merupakan salah satu nama yang direkomendasikan Kompolnas dan merupakan calon tunggal Kapolri. Disetornya nama Komjen Listyo Sigit Prabowo disampaikan oleh Ketua DPR Puan Maharani di gedung DPR, Rabu (13/1/2021). Surat presiden untuk calon Kapolri dikirimkan ke DPR hari ini langsung oleh Mensesneg Pratikno.

Saat ini Komjen Listyo merupakan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri. Jabatan ini telah dia emban sejak 6 Desember 2019 lalu. Listyo lahir di Ambon pada 5 Mei 1969. Lulusan Akpol 1991 ini terbilang relatif muda. Masih berusia 51 tahun, kariernya melesat cepat. Listyo merintis perjalanan pengabdiannya sebagai anggota polisi sebagai Kepala Bagian Pengendalian Personel Biro Personel Metro Jaya.

Sempat mendapatkan kerikil dalam kariernya akibat latar belakangnya dari seorang Katolik, dia telah membuktikan diri sebagai petinggi kepolisian yang mampu mengayomi semua kalangan dari segala latar belakang. Tengok saja kiprahnya selama menjadi Kapolda Banten.

Indonesia itu negara majemuk terdiri dari keberagaman. Indonesia bukan darul Islam (negara Islam), tapi darus salam (negara damai). Karena itu penunjukkan Pak Bareskrim (Komjen Listyo Sigit) sebagai Kapolri, masyarakat Indonesia sudah dewasa dan dapat menerima.

Seorang pemimpin adalah profesional, berkompeten, amanah dan kredibel. Perbedaan unsur SARA (suku, agama, ras) bukan halangan yang terpenting adalah aspek kompetensi, integritas, dan profesionalisme.

Dinamika penunjukkan Kapolri baru dari kalangan nonmuslim bukan hal yang baru. Sejarah mencatat Jenderal Widodo Budidarmo Kapolri pertama nonmuslim periode 1974-1978. Publik tidak terus digelisahkan oleh faktor suku, agama maupun ras seseorang. Tapi publik harus diberikan edukasi dalam menilai seorang pemimpin dari aspek kompetensi, profesionalisme dan integritas. Jadi penunjukkan ini mestinya tidak dibesar-besarkan.

Mestinya wacana yang dibahas bukanlah dari sisi agamanya sesorang. Kita harus naik kelas, harusnya wacana yang dibangun publik dari aspek kompetensi, profesionalisme dan integritas sesorang. Dari sisi ini Pak Sigit layak menjadi Kapolri baru menggantikan Pak Idham Aziz.

Saat Komjen Listyo Sigit Prabowo menjabat Kapolda Banten, dia membangun komunikasi kepada para alim ulama dengan hangat sehingga tercipta hubungan yang harmonis di antara setiap umat beragama.

Ketika Pak Sigit menjadi Kapolda Banten, dia dekat dengan ulama di sana. Membangun komunikasinya pun tak usah diragukan lagi sehingga dapat membangun kamtibmas Banten yang harmonis dan kondusif.

Listyo rajin mengunjungi para pemuka agama di Banten. Dia bahkan membantu pembangunan pesantren di Banten. Bahkan pada beberapa kesempatan, dia memberangkatkan beberapa marbot masjid di Banten untuk melaksanakan umrah gratis. Sikap mengayomi inilah yang membuatnya diterima dengan baik oleh warga Banten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun