Mohon tunggu...
Irfaan Sanoesi
Irfaan Sanoesi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar seumur hidup

Senang corat-coret siapa tahu nama jadi awet

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Neno Warisman Tidak Mengancam Allah

23 Februari 2019   12:08 Diperbarui: 23 Februari 2019   12:22 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beredar video viral Neno Warisman, seorang timses 02. Doa yang dibacakan pada acara "Munajat 212" itu berbunyi,

"Ya Allah menangkanlah kami , jika kami kalah, kami khawatir tidak ada lagi yang menyembahmu".

Lalu ramai-ramai memviral juga kecaman terhadap doa Neno Warisman ini yang sebagian besar mengecam karena Neno seolah mengancam Allah. Setelah saya buka kembali dan lihat videonya saya tidak sependapat bahwa Doa Neno mengancam Allah karena ia katakan .. ' kami khawatir ' .. dengan mudah ia akan berargumen di mana saya mengancamnya?

Do'a dan usaha memang penting di setiap ikhtiar manusia. Tapi tidak dengan cara begini. Seolah-olah orang yang paling taat dan rajin ibadah  hanya di kelompok 02. Doa Neno ini sangat menyakiti hati umat muslim yang memiliki sikap  politik yang berbeda dengan Neno.

Neno menganggap umat muslim yang memilih paslon 01 semuanya musyrik dan Islam akan akan tenggelam serta tidak akan tegak di bumi Nusantara.
Konteks doa tersebut merujuk pada peristiwa Nabi Muhammad saat Perang Badar. Namun konteks dulu dan sekarang berbeda 360 derajat.

Waktu Perang Badar, situasi dan kondisi umat muslim tertindas dan terintimidasi. Rasulullah menyiapkan pasukan 319 orang. Sementara para musyrikin Mekah berjumlah ribuan orang. Maka sangat wajar jika Rasulullah berdoa demikian karena orang-orang yang berperang itu terdiri dari generasi sahabat dan tabiin. Jika generasi ini gagal di medan perang, mustahil Islam menyebar hingga ke penjuru dunia termasuk ke Indonesia.

Sekarang umat Islam di Indonesia, bebas melaksanakan kewajiban dan menjalankan syariat mereka baik secara tertutup maupun terbuka. Tak jarang tablig akbar pun dilakukan di jalan raya.

Bahkan kegiatan yang bertajuk munajat pun dilaksanakan di lapang terbuka meski bermuatan politis. Lantas, di mana letak kezaliman pemerintah?

Padahal orang-orang tidak memilih pasangan 02 memiliki argumentasi dan alasan yang kuat. Contohnya keislaman Capres 02 yang tidak jelas, belum pernah mengimami shalat, kemampuan baca al-Qur'an yang belum terbukti.

Selain itu Capres 02 yang tidak memiliki prestasi baik di bidang militer maupun di pemerintahan. Ketika paslon 02 disandingkan dengan sosok Pak Jokowi, akan terlihat jomplangnya deretan prestasi mentereng Capres 01 dengan Capres 02. Belum lagi komposisi Capresnya yang memilih figur kyai sekaliber KH. Ma'ruf Amin, melengkapi pemimpin yang diidamkan umat Islam: umara dan ulama.

Saya ragu jika Neno mengetahui konteks lahirnya doa tersebut yang termuat dalam sebuah hadis sahih Muslim. Perbedaan kondisi dan situasi yang mencolok waktu hadis itu turun dengan kondisi terkini, semakin memperlihatkan pemahaman Neno tentang Islam bermodalkan nekad saja. Atau beliau tidak memiliki sanad keilmuan yang jelas dan bersumber pada google semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun