Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Batas Jalan yang Mendaki

28 Januari 2023   08:13 Diperbarui: 28 Januari 2023   11:59 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar hangat mentari pagi temani sepi di batas jalan yang mendaki
Seorang tua berhenti dan jeda sejenak menikmati lelah
Ia tarik nafas perlahan, seraya himpun tenaga kembali untuk melangkah

Lalu tampak tertatih ia gerakkan kakinya sekuat daya
Seraya berpikir dan menguatkan hati bahwa tidak ada tanjakan dan undakan yang tinggi dari lututnya dan ia akan sanggup untuk lewati

Karenanya jalan mendaki ini akan ia tempuh
Agar ia sampai di tempat tertinggi dan turun kembali dengan kepuasan

Dari hal itu ia akan semakin mengerti jalan kehidupan sesungguhnya yang sedang ia lakoni sekarang ini

Tabah dari awal hingga tabah di akhir
Sebagai bagian dari kekuatan perjuangannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun