Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Andai 18 Parpol Nasional Berbagi Koalisi

19 Januari 2023   23:32 Diperbarui: 21 Januari 2023   21:45 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi partai politik peserta pemilu 2024. (Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Sebab sudah pasti, dengan koalisi besar yang terdiri dari dua partai ini, orang hebat, pintar, kaya raya sekalipun akan mikir seribu kali untuk membuat partai baru menyaingi dua partai koalisi itu. Partai Indonesia Jaya, dan Partai Indonesia Unggul.

Apalagi kalau cuma sebatas ormas yang bercita-cita menjadi partai. Tetap akan terseok-seok. Karenanya Ormas pun juga akan menginduk pada salah satu dari dua PARTAI BESAR itu.

Kehadiran dua partai besar dengan netralitas dari TNI-Polri, didukung oleh birokrasi yang bersih dan melayani sepenuh hati, rakyat paling miskin sekalipun tetap punya harapan yang nyata untuk bisa hidup layak setelah mencoblos para wakil rakyat dan pemimpinnya.

Mereka akan ikhlas mencoblos meski tidak diiming-imingi oleh sembako, uang, atau lainnya sekalipun. Karena rakyat tidak pusing juga bila janjinya tidak direalisasi akan mudah menunjuk hidung salah satu dari partai koalisi besar yang berkuasa tersebut.

Pendek kata, masing-masing koalisi sudah juga punya capres/cawapresnya. Jadi hitung-hitungan kursi di parlemen dari dua koalisi besar ini sangat dipengaruhi oleh figur capres cawapres yang ditampilkan.

Bila koalisi Indonesia Jaya, capresnya A dan B, dan koalisi Indonesia Unggul, Capres dan Cawapresnya C dan D, maka rakyat pemilih akan mengeksekusi sesuai hati nurani dan harapannya.

Siapa dari mereka yang kira-kira bakal duduk di parlemen maupun istana tetap rakyat yang bedaulat yang punya hak untuk menentukannya. Dua koalisi partai besar itu hanya tunggu saja hasilnya.

Tetapi sayang itu semua cuma andai-andai saja ibarat mimpi di siang bolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun