Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Andai 18 Parpol Nasional Berbagi Koalisi

19 Januari 2023   23:32 Diperbarui: 21 Januari 2023   21:45 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi partai politik peserta pemilu 2024. (Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Kita semua sering mendengar soal partai terbesar di Amerika Serikat, hanya ada dua, yakni Partai Republik dan Demokrat. Kedua partai itu yang menjadi unsur penting jalannya demokrasi dan pemerintahan di negeri tersebut.

Soal bagaimana perjalanan partai itu menjadi hanya dua saja yang jadi pusat perhatian politik di AS sana, perlu di dalami lebih lanjut.

Hanya saja, terkait dengan pemilu 2024 yang dilakukan serentak pada 2024 mendatang yang diikuti 18 parpol menjadi menarik untuk diandaikan. 

Andai 18 parpol peserta pemilu 2024 itu berbagi koalisi. Koalisi sembilan partai yang punya kursi DPR 2019 dan koalisi partai yang tidak punya kursi di parlemen lalu dengan partai baru yang juga sembilan jumlahnya.

Sembilan versus sembilan

Bukan tanpa alasan bila sembilan parpol yang sekarang punya kursi di DPR untuk membangun koalisi baru untuk menghadapi pileg dan pilpres 2024. 

Oleh karena secara ideologis, tidak ada yang berbeda di dalam perjuangan politiknya. Sama-sama dasarnya adalah Pancasila.

Tidak ada  garis politik dari perjuangan partai itu berhaluan komunis, kapitalis, khilafah, facis, dan sejenisnya, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Semua parpol mendasarkan dirinya pada konstitusi UUD 1945 dan perubahannya, dan Pancasila.

Meskipun dari parpol yang ada itu punya akar kuat dari sejarah perjalanan partai politik sejak pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan dengan tumbuhnya banyak partai di masa lalu.

Namun, tetap saja parpol masa kini orientasinya tidak perlu lagi meromantisir dan mendramatisir dinamika politik yang pernah tercatat di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun