Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepasang Mata dari Jendela Rumah Tua

17 Januari 2023   22:25 Diperbarui: 17 Januari 2023   22:33 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepanjang pagi hingga petang. Sepasang cahaya mata memandang jauh dari jendela. Tatapannya kosong dan hampa. Seolah meminta sapa, dan tanpa suara.

Orang-orang tidak pernah tahu. Ada yang memperhatikan dan melihatnya. Mereka melangkah seperti biasa. Di jalan dekat dengan pagar  berduri rumah tua itu sembari berbicara.

Bila tengah malam. Suara memanggil samar-samar terdengar. Seiring bunyi desir angin. Suara jangkrik sampai desis ular yang sedang merayap.

Suatu ketika dua orang peronda berkeliling pas dekat dengan rumah itu. Sampai terdengar samar-samar suara oleh telinga mereka.

"Seperti ada suara yang memanggil,"katanya.

Mereka lalu menghadapinya, dan menyalakan serta menyorot senter ke arah datangnya suara. Namun yang tampak hanya pohon beringin tua rindang yang kokoh berdiri. Rumput liar dan alang-alang yang tinggi. Juga dinding dan atap rumah yang sudah lapuk. Senter pun kemudian dimatikan.

Esoknya samar-samar suara yang memanggil tengah malam itu telah jadi cerita di masyarakat. Kata mereka rumah tua itu ada penunggunya. Penunggunya hantu wanita.

Tapi samar-samar suara dari jendela rumah tua itu datang terbawa angin untuk mengklarifikasi rumor itu.

Protesnya,"semua orang telah melakukan kebohongan publik. Karena peronda itu semalam tidak menyorot senter ke arah jendela."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun