Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu Hati Dua Rasa

4 Januari 2023   14:39 Diperbarui: 4 Januari 2023   14:43 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu jendela di antara empat kamar di rumah itu terbuka sejak pagi di hari Minggu. Biasanya tertutup dan sengaja dibiarkan begitu. Karuan cahaya matahari juga angin bisa leluasa menerobos ke dalam tiada halangan.

Ruang di dalam menjadi terang, hangat dan sejuk. Meski belum sepenuhnya tiap ruangan di rumah ini bisa melonggarkan sesak napasnya dari persoalan hati yang Kenari alami.

Di sini di kediaman orang tuanya ia berharap semua persoalan akan terbang menjauh diembus angin yang datang seharian. Tapi justru dari jendela itu juga ia menatap jauh hingga ke ujung jalan seakan sedang menanti seseorang yang akan menjemputnya.

Tapi bisik hatinya terus menimbang-nimbang. Kadang ia di nanti kadang tidak.

***

Di saat yang sama di kota lain Nuri berjalan sejajar bersama Gagak memutari taman. Mereka berbincang tentang semua hal.

Baru kali ini mas Ga bisa mengajaknya keluar untuk sekadar mengisi kekosongan waktu di hari Minggu. Kendati mula-mula ditolaknya dengan beragam alasan. Alasan yang terutama kata Nuri, bukan dirinya yang mesti menemani Gagak.

Tapi karena desakan dan juga tidak ada yang bisa dilakukan di senggang waktu, maka Nuri mau juga ke taman ini.

"Aku sudah tiga hari ini tiada kabar dari Kenari. Kemana dia?"Nuri mengajukan tanya menyelidik.

"Mungkin sedang tidak ingin dihubungi."

"Aneh. Mestinya mas Ga tidak mengatakan itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun