Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cita-Cita Seorang Anak

22 November 2022   10:15 Diperbarui: 23 November 2022   11:52 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang anak kecil bersandal jepit termangu di sisi ibunya. Ibunya menata kue-kue di baskom sembari bibirnya bergetar memanjatkan do'a. 

Do'a pagi ini agar kuenya laris dibeli orang yang lalu lalang. Anak itu mendengar do'a ibunya, kemudian ia lari ke arah toko material bangunan.

Di toko itu ia dihalangi seorang tukang pendorong gerobak pasir . Anak kecil  ini memohon padanya agar dipinjamkan tangga sebentar saja. 

Tangga tidak dipinjamkan tapi mesti dibeli, katanya. Tapi anak kecil itu memaksa seraya bilang ia akan naik tangga untuk meraih bulan, dan menata bintang-bintang di langit sana untuk persiapan terang nanti malam.

Tukang itu terkesan apa yang dikatakannya. Ia pinjamkan tangga aluminium itu, lalu disandarkan di dinding samping toko bangunan. 

Anak kecil itu dimintanya naik sembari dipegangi dengan kuat tangga itu. Anak kecil ini satu persatu mulai menaiki anak tangga, hingga sampai di ujung di dekat talang air.

Tukang itu meminta tolong padanya supaya disampaikan salamnya untuk bulan dan bintang di langit sana agar terangi dirinya di waktu malam.

Anak kecil mengangguk setuju. Kedua lengannya kemudian di lebarkan ke atas untuk memanjatkan do'a sesaat saja. 

Ia turunkan kemudian kedua lengannya itu, sembari gerak jemarinya  ini seakan meraih bulan, lalu dikantongi di saku bajunya, dan selanjutnya menata bintang-bintang itu menyerupai lingkaran.

 Ia pun turun kembali, dan di hadapan tukang ia serahkan bulan yang barusan dikantonginya. Tukang itu hanya tertawa saja. Anak kecil ini berlari kembali ke arah ibunya. 

Ia lhat baskom itu sudah kosong. Kue-kue yang dijual ibunya laris dalam sekejap sejak ia tinggalkan tadi. Anak kecil ini tersenyum senang, dan melangkah kemudian mengikuti ibunya pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun