Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Tua di Balik Bukit

2 November 2022   11:22 Diperbarui: 2 November 2022   11:33 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara-suara tak lagi riuh membahana di sekitar bukit itu

Bukit yang menyampan banyak kenangan

Kenangan  dari tingkah fauna yang menghuninya

Flora pun membisu tiada mampu melawan

Burung walet beterbangan mencari perlindungan

Mencium bau mesiu yang menyebar

Bukit kokoh porak poranda

Dihantam ledakan bak halilintar

Satu satu orang mengangkat bebatuan

Ditumpuk di sudut keserakahan

Keringat bercucuran

Ditampung bukit yang hancur berantakan

Di sana tertawa

Cukong yang menanti keuntungan

Perempuan tua di balik bukit itu hanya  bisa memejamkan mata

Taksanggup menyaksikan bukit yang rata

Dari kejauhan ia bertanya

Apakah kelak akan tumbuh kembali  bukit kapur dan bebatuan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun