Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semut-semut Rangrang

25 September 2022   09:40 Diperbarui: 25 September 2022   09:49 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

orang bergerombol lalu mengantar gadis ini pulang

lelaki itu dibiarkan sendiri dengan tubuh kejang-kejang

tapi kodok dan belut jadi heran

mengapa mereka berdua damai

padahal tadi sedang bermusuhan

karena kata mereka tidak tega melihat gadis lemah yang sedang diakali dan dipaksa oleh lelaki tadi

kodok dan belut lalu memberi salut tatkala rombongan semut rangrang yang tidak manusiawi itu berbaris panjang lewat di hadapannya, pulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun