Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daster Batik

24 September 2022   08:39 Diperbarui: 24 September 2022   21:57 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak rugi apa Wan, jual kok ada bonusnya?"kata ibu-ibu bertanya-tanya seraya mengelilinginya.

"Tidak. Ini sekalian berbuat baik,"jawab Suleman enteng.

Di hari itu ludes sudah. Ia senang, dan menambah stocknya kemudian untuk dijual lagi. Padahal sisa waktu  praktis tinggal dua hari lagi. Tapi ia sudah putuskan, tanggung. Satu hari saja besok ia tunaikan.

***

Maka esoknya ia keliling ke kekampung lain. Sebagaimana prediksinya, hari ini tandas pula. Namun di antara para pembeli yang mengelilingi itu, ada seorang ibu yang sedang bertamu di kampung ini untuk menemui familinya menegurnya. Ibu-ibu lain pun ada di di dekatnya.

"Dagang sih dagang. Jangan nipu dong. Pake bonus segala. Itu daster pada luntur pas dicuci. Mentang-mentang jual murah, seenaknya aja."

"Luntur bagaimana?Ini ada tulisan arabnya. Bisa baca tidak?Yang nipu siapa?"

"Baca bagaimana. Itu kan huruf arab gundul. Coba tolong dibacain."

"Ini ya. Saya kan dari arab. Ibu-ibu asal sini.  Kalo baca huruf arab dari mana mulanya?"

"Ya sebelah kanan. Semua orang juga tahu."

"Kalo orang sini dari mana biasa bacanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun