Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Akrostik Pesona Kebaya

4 September 2022   17:30 Diperbarui: 4 September 2022   17:32 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan-perempuan anggun sedang meniti jalan peradaban di semenanjung kepulauan

Enggan berpaling mata menyaksikan

Semua indah terlihat dihiasi tenunan yang beraneka ragam

O perempuan berkebaya yang ditaburi semerbak wangi bunga sedap malam

Nusantara persada telah memberi begitu banyak warisan nenek moyang yang mengilhami sebagaimana kisah- kisah perempuan di kerajaan nusantara, termasuk di Mataram

Apakah semua ini akan dinilai oleh UNESCO sebagai warisan dunia bukan benda?

Kemungkinan itu selalu ada

Entahlah, tapi yang pasti

Bagi perempuan Indonesia, putri-putri pertiwi yang merawat, dan mengenakan  kebaya itu tidak sebatas untuk penampilan semata namun sebagai manifestasi juga untuk menghargai perjuangan Kartini

Adiluhungnya budaya suatu bangsa itu tidak bisa dilepaskan dari peran kaum perempuan untuk melestarikan produk kekayaan nusantara

Yang tidak akan terpengaruh oleh arus westernisasi gaun yang serba pragmatis, dan terbuka

Apresiasi setinggi-tingginya bagi kaum perempuan yang masih mau memakai gaun kebaya yang kian adaptif modelnya di era milenial ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun