Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah Juga Air Kali yang Tetap Hitam Selamanya

23 Mei 2022   23:16 Diperbarui: 23 Mei 2022   23:21 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jalan di sepanjang sungai yang tidak lebar itu semula lumayan bersih. Tidak ada satupun sampah tercecer. Termasuk puntung rokok sekalipun. 

Kebersihan ini bukan soal kesadaran warga sekitar untuk sekadar menyapu jalan atau tidak membuang sampah sembarangan, atau ada petugas kebersihan dari kelurahan yang rutin menjalankan tugas mingguannya. Bukan. Tetapi memang jalan ini sejak zaman Belanda sudah bersih. Dan. bersihnya jadi lumayan setelah orang-orang Belanda kembali ke negeri asalnya.

Dari bersih jadi lumayan bersih itu memang turun peringkat. Peringkat turun ini akibat warga yang mukim di sekitar jalan ini sudah masuk generasi kedua, yakni anak. 

Dahulu orang tua dari kebanyakan warga sini sudah pasti tertular sikap dan pola hidupnya oleh orang-orang Belanda itu. Sementara yang menjadi anak sebagai generasi kedua sudah mulai tidak terikat lagi oleh cara hidup yang dicontohkan oleh orang tuanya.

Kota besar di mana pun sudah tentu serupa keadaannya. Sampah ketika itu tidak boleh terlihat bertebaran di sepanjang jalan atau di antara pemukiman warga.

Tetapi setelah memasuki generasi cucu dan buyut saat ini situasinya berbeda. Sampah bukan lagi masalah. Tetapi sampah atau membuang materi yang serupa sampah bisa kapan saja dan di mana saja.

Bahkan di sudut-sudut pemukiman warga, di gang-gang kering maupun becek tetap saja terlihat sampah yang sengaja ditumpuk di tempat tertentu.

Boleh jadi ada juga pemukiman yang tampak bersih dan terjaga dari tebaran sampah. Bisa dikatakan warga sekitar semacam ini sangat peduli dan mau bekerjasama satu sama lain untuk menjaganya. 

Hal ini bukan soal kesadaran warga. Tetapi memang warga masih mau bekerjasama menjaga lingkungannya. Yang masih mau demikian patut diapresiasi. Tetapi yang tidak mau sudah kadung menjadi pola hidup sehari-hari yang sudah pasti tidak bakal bisa diubah. 

Siapa juga yang mau secara dramatis mengubah pola hidup demikian menjadi suatu budaya menjaga kebersihan lingkungan. Mustahil.

Padahal yang namanya kebersihan atau semangat untuk tidak sembarangan membuang sampah seharusnya bukan lagi masalah sekarang ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun