Di muka pintu  ruang isolasi yang menjorok ke dalam lebih panjang, langkah kaki petugas terhenti. Sri menatap heran, dan aneh pada petugas maupun suaminya, Kasdut.
"Lho kok dibawa lagi ke ruang ini. Kenapa saya pak?!"setengah teriak Sri pada Kasdut.
"Ibu positif terkena covid,"jawab Kasdut mengulangi lagi tanpa ragu.
"Covid darimana pak. Saya sakit paru-paru. Dokter bilang begitu!"
Sri memberontak, dan hendak berlari dari muka ruang isolasi itu. Namun dicegah oleh petugas, dan membawanya kemudian ke ruang itu lebih dalam lagi, di mana sebelumnya petugas mengenakan pakaian layaknya astronout.
Kasdut hanya bisa melihat dari kaca di balik ruang itu biasa saja, dan diminta petugas keamanan untuk pergi menjauh.
***
Rasa rindu Sri tak berbalas. Bukannya sembuh sakitnya malah semakin akut. Kian hari rasa sakitnya semakin hebat, dan parah. Paru-parunya serasa ingin keluar dari tubuhnya, dan terus memberontak. Seiring dengan itu, organ tubuh lainnya juga merasakan hal yang sama. Pikirannya apalagi.
Di hari ke-14 Sri tak kuasa lagi menahan rasa sakit itu. Ia pun wafat di ruang isolasi. Sendiri. Tidak ada pemakaman sebagaimana kematian umumnya yang diringi keluarga. Sri juga dibawa oleh petugas ke pemakaman terakhir khusus untuk penyakit semacam ini.
Kasdut mengabarkan kemudian pada sanak keluarga, dan tetangga, istrinya, Sri telah meninggal dunia akibat positif terkena wabah corona.
#Cerita fiksi semata. Semoga tidak ada tokoh seperti Kasdut ini di dunia nyata