Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langit-langit Ikut Sobek

22 Januari 2021   23:01 Diperbarui: 26 Januari 2021   13:44 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di muka pintu  ruang isolasi yang menjorok ke dalam lebih panjang, langkah kaki petugas terhenti. Sri menatap heran, dan aneh pada petugas maupun suaminya, Kasdut.

"Lho kok dibawa lagi ke ruang ini. Kenapa saya pak?!"setengah teriak Sri pada Kasdut.

"Ibu positif terkena covid,"jawab Kasdut mengulangi lagi tanpa ragu.

"Covid darimana pak. Saya sakit paru-paru. Dokter bilang begitu!"

Sri memberontak, dan hendak berlari dari muka ruang isolasi itu. Namun dicegah oleh petugas, dan membawanya kemudian ke ruang itu lebih dalam lagi, di mana sebelumnya petugas mengenakan pakaian layaknya astronout.

Kasdut hanya bisa melihat dari kaca di balik ruang itu biasa saja, dan diminta petugas keamanan untuk pergi menjauh.

***

Rasa rindu Sri tak berbalas. Bukannya sembuh sakitnya malah semakin akut. Kian hari rasa sakitnya semakin hebat, dan parah. Paru-parunya serasa ingin keluar dari tubuhnya, dan terus memberontak. Seiring dengan itu, organ tubuh lainnya juga merasakan hal yang sama. Pikirannya apalagi.

Di hari ke-14 Sri tak kuasa lagi menahan rasa sakit itu. Ia pun wafat di ruang isolasi. Sendiri. Tidak ada pemakaman sebagaimana kematian umumnya yang diringi keluarga. Sri juga dibawa oleh petugas ke pemakaman terakhir khusus untuk penyakit semacam ini.

Kasdut mengabarkan kemudian pada sanak keluarga, dan tetangga, istrinya, Sri telah meninggal dunia akibat positif terkena wabah corona.

#Cerita fiksi semata. Semoga tidak ada tokoh seperti Kasdut ini di dunia nyata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun