Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Tanah Bermain Kami

18 Januari 2021   00:02 Diperbarui: 18 Januari 2021   11:37 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I

Tanah itu datar, lapang dan cukup luas di sekitar kampung tempat tinggal orang tua kami

Kami sebagai anak-anak yang masih kecil melihat ada garis-garis yang muncul, dan tampak dari bahan belahan bambu di atasnya

Di pasang di tiap-tiap sudut, di tengah maupun di sisi kiri dan kanan

Kami, biasa bermain di situ

Tepokan, sepedaan, juga permainan dan ketangkasan lainnya

Kami semua senang walaupun becek kala usai diterpa hujan

II

Lapangan itu sudah tidak ada lagi

Berganti tembok, dinding, atap, dan pagar dari rumah yang sekarang berdiri

Pemilik tanah asli orang sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun