Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mereka, Anak dan Suami Ibu Tiriku

25 September 2020   08:34 Diperbarui: 12 Januari 2021   19:11 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Siapa mereka?"Pikirku.

Mereka juga segera meninggalkan outlet itu dengan bungkusan gawai yang diterima oleh anak gadis tersebut. Aku sempat terpaku tak ingin mengikuti. Namun didorong rasa ingin tahu, aku ikuti juga kata hati ini.

Mereka di parkir sekarang. Mobilku digunakan ibu rupanya. Mereka bertiga masuk, dan lelaki itu kemudian yang berada di belakang kemudi. Mereka pergi berlalu, dan aku termangu sendiri penuh tanya.

***   

Setelah beberapa waktu lamanya, aku sempatkan bertanya pada bapak, dan berbincang lagi seperti biasa. Kali ini beda. Bapak berbincang panjang. Tentang aku, ibu, bapak, dan lelaki, serta gadis yang pernah aku temui. Bapak mengisahkan itu semua. Aku sangat terkejut, dan syok mengetahuinya. Sekian puluh tahun ia pendam rahasia ini akhirnya terkuak juga.

Mereka, kata bapak, suami, dan anaknya yang aku temui di mal itu. Ibu adalah ibu tiriku. Aku anak adopsi dari panti asuhan sejak umur satu tahun. Ibu, istrinya bapak adalah istri keduanya.  Ibu ini yang mengasuh, dan membesarkan aku sejak dulu. Istri bapak yang pertama telah meninggal dunia satu tahun setelah aku diangkat sebagai anak mereka. Dua tahun berikutnya baru aku diasuh oleh istri bapak yang kedua yang menjadi ibu tiriku ini.

Jadi aku mengerti sekarang alasan mengapa ibu memperlakukanku semacam ini. Aku tidak menyebut seperti kuda tunggangannya untuk menghidupi mereka. Tapi ini kenyataan yang tidak bisa ditolak untuk sekarang. Entah nanti.

***

"Sampai sekarangpun bapak belum mengetahui siapa kedua orangtuamu yang sebenarnya,"kata bapak seraya menganyam ingatannya padaku tentang asal usulku.

Sebaliknya aku bertanya pula dalam hati. Apa alasannya bapak hingga mau menjadi suami kedua dari ibu tiriku sekian puluh tahun lamanya?

Sekarang aku merasa asing akhirnya berada di antara mereka semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun