"Pegang bendera merah putih ini kuat-kuat, Nak,"kata ibu seraya memberikan bendera kecil, terikat di sebatang kayu kecil.
Kelak engkau akan mengerti arti selembar kain dua warna ini. Bendera ini milik temanmu juga, seusia denganmu. Di seluruh tanah air. Di kota, di desa, di pelosok, dan di penjuru dunia. Di dunia juga ada orang-orang yang memegang kuat bendera ini. Mereka orang-orang yang cinta tanah air.
Bendera ini telah menjadi identitasmu. Â Kau tidak perlu ragu untuk melangkah, dan maju. Tidak perlu ragu. Kabarkan pada temanmu bahwa kau punya tekad untuk menjaga merah putih dengan sekuat daya.
 "Aku akan jaga sekuat tenaga."
"Ya, engkau harus jaga, Nak."
"Ibu, mengapa ada orang yang tidak mau menjaga bendera ini?"
"Mereka bukan tidak mau menjaga, tapi sudah tidak peduli lagi dengan bendera sebagai identitasnya."
Kelak engkau juga akan memahami kenapa mereka tidak mau menjaga bendera ini. Mereka telah anggap, bendera ini usang, lecek, butut, dan bau. Mereka tidak mau lagi memegangnya. Tidak mau. Karena mereka ingin mengganti bendera, dengan apa yang mereka mau. Mereka ingin yang baru, bagus, dan penuh corak, serta warna yang mereka sendiri tidak tahu maknanya.
"Tapi anakmu ini tidak menganggap begitu ibu?"
"Jangan, Nak. Jangan pernah kauanggap apa yang kita punya, seperti itu.
Kelak engkau pun akan menghayati, sekumal-kumalnya bendera ini adalah juga identitasmu. Engkau akan membuatnya kembali terang, bagus, dan cerah. Gemilang berkibar di mana pun di penjuru negeri. Engkau harus mengibarkan bersama teman-teman sebayamu.