Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ternyata Petruk Keliru Baca Kemungkinan

3 Juni 2020   05:55 Diperbarui: 6 Juni 2020   00:15 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keduanya kompak menjawab, tidak ada yang punya otak dari pencurian ini. Sadar menggali informasi dari keduanya bakal bertele-tele, polisi menyudahinya. 

Singkat kata, keduanya mengakui aksi pencurian itu untuk tujuan membeli handphone second, dan polisi kemudian menjebloskannya ke dalam sel.

Esok paginya tersiar kabar dari mulut ke mulut. Remaja tanggung dari pemukiman itu mencuri AC yang tak sempat digondol. Dan, keduanya kini ditahan. Karuan saja orang tua dari keduanya kalang kabut. 

Mereka tak menyangka AC jadi pilihan. Sebelumnya pernah dilakukan usaha mencuri ini sekali, yakni hanya biskuit atau agar-agar. Sebab kata orang tuanya, apa yang dicuri itu untuk adik-adiknya yang rewel dan merengek minta sesuatu di kala orang tuanya tidak ada uang. 

Dan, tiba-tiba dalam waktu sebentar, abangnya ini membawakan apa yang menjadi kesukaan adiknya. Ajaibnya pihak swalayan memaklumi perbuatan tersebut. Sebab yang diambil masing-masing cuma sebiji.

Tak lama, pemberitahuan pun disampaikan pihak kepolisian pada kedua orang tua tersebut. Mereka cuma pasrah, dan memaki-maki satpam swalayan itu yang tidak punya tenggangrasa.

Karena, kata kedua orang tuanya, AC-nya sendiri belum digondol beneran. Baru juga dicongkel sana-sini untuk dilepas, dan itu juga tertangkap tangan. Padahal kalau saja tidak menghubungi polisi barangkali bisa didamaikan.

Satpam Paijo pun jadi makian orang di sekitar swalayan tersebut. Bahkan Paijo sendiri adalah warga di wilayah ini juga. Memang agak dilematis baginya, sebab ini menyangkut sumpah dan kesetiaan satpam terhadap pengamanan asset vital milik bos swalayan itu. Bila didiamkan maka ia jadi taruhannya. Bisa dipecat atau ia yang mengganti barang yang hilang dengan uang gajinya.

Namun begitu, untungnya di pemukiman ini ada seorang yang dianggap mengerti soal hukum. Ia dikenal dermawan, dan suka menolong. Karenanya kedua orang tua dari anak ini meminta bantuan sungguh-sungguh, terutama ibu mereka.

"Tolong om, si Kusni kagak pernah begitu. Paling dulu sekali saja curi biscuit di swalayan itu,"kata ibunya Kusni.

"Benar om, si Kasdut juga sama, agar-agar yang pernah diambil dari situ cuma sebiji,"jelas ibunya Kasdut menambahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun