Mohon tunggu...
Ertita Diah  Pitaloka
Ertita Diah Pitaloka Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Commers

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Media dalam Proyeksi 'New Normal'

2 Juni 2020   12:00 Diperbarui: 4 Juni 2020   13:45 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sudah 2 bulan lebih Indonesia dilanda pandemi virus corona. Hal ini mengakibatkan berbagai aktivitas masyarakat harus ditiadakan untuk sementara waktu sampai kondisi benar - benar membaik. Dalam kasus ini banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian dan harus memutar otak untuk bertahan hidup ditengah pandemi virus corona. Selain dalam sektor perekonomian, bidang pendidikan juga terkena dampak dari pandemi virus corona ini. Dimana para instansi harus meliburkan kegiatan belajar mengajar secara offline dan menggantinya dengan belajar melalui media online atau daring. Hal ini diterapkan guna memutus penyebaran virus corona dilingkungan pendidilkan.

Dalam waktu yang cukup lama ini pemerintah juga sudah mengupayakan berbagai macam cara untuk mengatasi pandemi virus corona yang terjadi. Mulai dari menutup semua tempat yang berpotensi untuk menciptakan kerumunan serta menerapkan social dan physical distancing dalam kegiatan masyarakat sehari – hari. Tidak hanya itu, pemerintah juga telah menerapkan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberbagai daerah terutama di kota – kota besar yang masuk dalam zona merah.

Namun tampaknya PSBB yang diterapkan untuk mengurangi penyebaran virus corona belum juga berhasil, malah semakin meningkat kasus virus corona yang terjadi di Indonesia. Hal ini tidak lain karena masih banyak masyarakat yang acuh dengan protokol kesehatan, selain itu juga banyak tempat – tempat umum yang masih buka ditengah pandemi virus corona. Padahal hal tersebut membuat potensi penyebaran virus corona semakin luas akibat banyak masyarakat yang berkerumun.

Pemerintah semakin kelabakan menangani pandemi virus corona yang terjadi di Indonesia. Ditambah masyarakat sendiri juga semakin bosan dan mulai melakukan kegiatan dengan sesuka hati mereka tanpa memikirkan jangka panjang kedepannya. Melihat kasus virus corona yang belum dapat ditaklukan membuat pemerintah Indonesia ingin “berdamai” dengan virus corona. Pernyataan Presiden Jokowi menegaskan keinginan untuk hidup ‘berdampingan’ dengan Corona.

Di tengah pandemi virus corona yang semakin mengalami peningkatan, membuat pemerintah pusat menerapkan skema baru. Skema itu disebut dengan “New Normal Life”. Dengan skema demikian berarti pemerintah telah siap melonggarkan kembali aktivitas sosial dan ekonomi. Namun tak hanya aktivitas perekonomian yang dilonggarkan melainkan aktivitas pendidikan pun juga ikut dilonggarkan. Disini masyarakat akan menjalani kehidupan baru dan beraktivitas seperti sedia kala namun tetap dalam protokol kesehatan yang telah diterapkan oleh pemerintah.

Namun, yang perlu dipertanyakan saat ini apakah skema new normal life akan berjalan dengan baik? Melihat masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat pada masa PSBB. Karena tidak bisa dipungkiri grafik peningkatan kasus corona di Indonesia justru semakin meningkat padahal sudah berbagai cara dilakukan. Lalu apakah disini peran media sangat diperlukan saat new normal ini berlangsung?

Tentunya media juga sangat diperlukan untuk menyukseskan New Normal Life tersebut. Namun seperti yang kita ketahui banyak media yang selama ini justru membuat keadaan menjadi sangat rumit. Padahal di dalam memberitakan berita seputar Covid-19 atau New Normal Life, media harus benar-benar memperhatikan ‘Kode Etik’.

Dalam sepekan terakhir banyak pemberitaan mengenai New Normal Life. Dalam kasus ini media harus berperan sebagai acuan masyarakat untuk menjalankan normal life dengan baik. Media benar - benar harus bekerja sama dengan pemangku daerah untuk memberikan informasi skenario yang akan dilakukan untuk New Normal Life. Namun tidak cukup sampai pemberitaan media yang baik, tetapi masyarakat juga harus di edukasi dengan literasi yang baik. Agar dalam kemudian hari mereka tidak salah menerima informasi yang beredar tentang New Normal Life. Selain itu agar masyarakat mampu berpikir kritis dan tidak tergiring opini media begitu saja.

Media sangat berperan penting sebagai pemberi informasi mengenai New Normal Life. Maka dari itu media harus mengedepankan berita yang berdampak positif untuk masyarakat apalagi disituasi seperti ini pemberitaan yang positif sangatlah membantu agar psikis masyarakat tidak terganggu. Melihat banyak masyarakat yang masih kurang akan literasi, disini media harus berperan sebagai pemberi literasi yang baik. Dengan demikian masyarakat akan benar-benar memahami berita yang disampaikan serta menjalankan New Normal Life dengan baik.

Ertita Diah Pitaloka, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun