Untuk mendorong pemerataan pembangunan, pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama. Tidak hanya soal jalan saja, melainkan pemerintah juga membangun infrastruktur lain seperti waduk atau bendungan di seluruh Indonesia.
Program ini diyakini akan membawa dampak lanjutan yang sangat panjang, dimana ujungnya akan membawa manfat yang besar bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintahan Presiden Jokowi sendiri memiliki target untuk membangun 65 waduk/bendungan hingga 2019 mendatang. Dengan jumlah tersebut maka akan ada sekitar 1,3 juta lahan sawah yang teraliri air.
Jumlah itu akan meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan menjadi 19 persen, dari yang existing saat ini hanya 11 persen.
Dengan semakin luas sawah yang teraliri air dari waduk, maka diharapkan akan meningkatkan hasil panen petani. Ini bila dirunut ke belakang lagi akan berdampak pada ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Dampak positif tersebut, belum mencakup manfaat lainnya, seperti potensi listrik yang dihasilkan, sebagai air baku untuk rumah tangga, hingga pariwisata lokal.
Untuk merealisasikan cita-cita itu, salah satu pembangunan waduk yang dikebut pemerintah adalah Bendungan Karian di Kabupaten Lebak, Banten. Bendungan ini merupakan bendungan ketiga terbesar di Indonesia.
Bendungan Karian diharapkan akan mampu menampung 314 juta m3 air. Ini bisa mengairi 22 ribu ha di Provinsi Banten. Bendungan ini akan menyediakan sumber air baku di Provinsi Banten dan sebagian Jakarta. Selain itu, bendungan ini akan menjadi sumber pasokan listrik. Proyek ini ditargetkan rampung pada pertengahan 2019 nanti.
Kita tentunya sangat mendukung adanya berbagai proyek pembangunan bendungan/waduk seperti di atas. Karena ketersediaan dan pengelolaan air merupakan salah satu daya dukung penting bagi masyarakat.
Kita harus kawal berbagai proyek di atas agar membawa manfaat kembali bagi rakyat banyak. Setidaknya harus kita pastikan bahwa proyek itu tidak mangkrak dan terus berlanjut hingga periode kedua Presiden Jokowi.