Mohon tunggu...
Ersa Awwalul
Ersa Awwalul Mohon Tunggu... Mahasiswa - stay humble

you can do it

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Sih yang Menjadi Kesalahan Sejarawan dalam Penulisan?

17 Desember 2021   21:25 Diperbarui: 17 Desember 2021   21:29 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Sejarawan ketika akan melakukan sebuah penelitian harus memperhatikan langkah-langkah untuk melanjutkan kegiatan tersebut. Diperlukan kehati-hatian dalam melaksanakan suatu proses itu. Kenapa begitu? Karena jika tidak diperhatikan dengan jelas dan tidak hati-hati maka penelitian tersebut bisa saja rancu dan tidak terselesaikan dengan baik. Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan saya beberapa hari yang lalu tentang mengupas kesalahan sejarawan, selanjutnya akan diulas lagi. Adapun hal yang menjadi kesalahan-kesalahan sejarawan yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, tahap verifikasi dan yang terakhir tahap penulisan. Setelah membahas semua kesalahan sejarawan pada tulisan kemarin maka sekarang akan memfokuskan kepada salah satu kesalahan sejarawan yaitu dalam tahap penulisan. 

Tahap penulisan mengapa lebih diulas karena tentunya tahap ini juga lebih rawan terjadi kesalahan dalam proses setelah penelitian dilaksanakan. Karena penulisan sendiri merupakan sebuah proses finalisasi yang mana dari topik, sumber yang dikaji akan digabungkan menjadi satu lewat sebuah penulisan. Oleh karena nya hasil penulisan diharapkan bisa ditunjukan ke publik dengan bahasa yang baik dan dapat dipahami serta hal yang dituliskan merupakan sebuah fakta bukan hanya rekaan belaka. 

Mari mengulas sedikit tentang beberapa hal yang kemungkinan menjadi kesalahan di dalam kepenulisan dibagi menjadi tiga hal yaitu 1) Kesalahan narasi 2) Kesalahan argumentasi 3) Kesalahan generalisasi. Narasi adalah rangkaian cerita yang menyajikan serangkaian peristiwa yang disusun sesuai dengan kronologi urutan waktunya. Kesalahan dalam sebuah narasi merupakan kesalahan dalam penyajiannya. Kemudian ada tiga hal yang harus dihindari dalam tulisan akademis yaitu kesalahan periodisasi, kesalahan didaktis dan yang terakhir kesalahan pembahasan. Kesalahan periodisasi terjadi apabila seorang sejarawan memandang periode sebagai waktu yang pasti. Periodisasi sendiri bisa dikatakan sebuah proses pembabakan waktu dalam sebuah sejarah sebagai proses strukturisasi waktu dengan pembagian atas beberapa babak atau periode. Periodisasi didasarkan oleh peristiwa yang bersifat nyata atau ada waktu nya tersendiri. Dengan adanya periodisasi maka kita bisa mengetahui peristiwa mana saja yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi serta bisa membantu dalam menganalisis sebuah sejarah. Kemudian kesalahan didaktis terjadi apabila sejarawan menggunakan historiografi untuk mengajarkan suatu nilai. Penulisan sejarah sendiri harus murni ilmiah dan unggul dengan standar apapun. Setelah kesalahan didaktis ada satu lagi kesalahan dalam narasi yaitu kesalahan pembahasan yang dibagi menjadi dua yaitu bahasa yang emotif dan kesalahan nonsequitur. Hal yang pertama yaitu penggunaan bahasa yang emosional harus dihindari dari tulisan ilmiah karena jika menggunakan bahasa yang emotif apalagi pada penggunaan predikat maka kesan yang ditimbulkan ketika membaca akan berubah dan berlebihan. Dapat diambil contoh seperti kalimat "Presiden berbicara kepada para petani dengan penuh kebapakan dan pengertian". Kedua, kesalahan nonsequitur. Istilah nonsequitur sendiri berasal dari bahasa latin, artinya 'ia tidak mengikuti', it does not follow, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia 'belum tentu'. Kesalahan ini terjadi ketika pengambilan kesimpulan dari premis yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan premis tersebut. Hubungannya pun semu dan yang sesungguhnya tidak ada. Kalimat yang digunakan juga meloncat dan tidak sambung. 

          Setelah mengulas tentang kesalahan narasi berikutnya lanjut ke dalam kesalahan argumen. Argumen merupakan sebuah alasan yang dapat digunakan untuk memperkuat atau menolak suatu gagasan atau pendapat. Argumen sendiri dapat dibuat secara sederhana dan didukung oleh fakta. Kesalahan dapat timbul di waktu penyajian ketikan penguraian gagasan. Terdapat dua kemungkinan kesalahan dalam argumen yaitu konseptual dan substantif. Pertama, kesalahan konseptual dapat terjadi apabila sejarawan menggunakan istilah yang memiliki banyak makna sehingga pembaca tidak fokus satu makna dan menyebabkan pembaca juga terkecoh. Sejarawan memang lebih baik berbicara dengan fakta dan berusaha menghindari adanya predikat-predikat. Kedua, kesalahan substantif dapat terjadi apabila argumen yang dikemukakan oleh sejarawan tidak rasional atau relevan. Apa yang ditulis juga bukan kajian ilmu yang ditekuni sehingga tidak melahirkan suatu konsep karena pertanyaan yang diajukan juga bersifat teknis. 

          Kesalahan berikutnya yang terakhir dibahas yaitu kesalahan generalisasi. Generalisasi dalam bahasa latin generalis yang berarti umum. Generalisasi merupakan pekerjaan dari penyimpulan yang khusus kepada yang umum. Generalisasi dapat dipakai sebagai dugaan sementara. Pemakaian generalisasi yang bagaimanapun sederhananya harus dibatasi supaya tetap empiris. Generalisasi yang sebenarnya yaitu hasil penelitian. Ada dua kemungkinan kesalahan yang dilakukan sejarawan dalam generalisasi yaitu pertama generalisasi yang tidak representatif terjadi jika sejarawan melakukan kesalahan yang banyak disertai pengecualian dengan artinya melampaui ilmu sejarah. Kedua yaitu kesalahan generalisasi sebagai kepastian yang melihat bahwa generalisasi sejarah adalah hukum yang universal berlaku di semua waktu dan tempat. Generalisasi sejarah bukan hukum universal yang pasti. Suatu kesalahan jika menganggapnya demikian. Karena sejarah itu induktif bukan deduktif.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun