Mohon tunggu...
ERRY YULIASIAHAAN
ERRY YULIASIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Waspadai Jerat Predikat "Ibu yang Sempurna"

14 Mei 2023   22:03 Diperbarui: 14 Mei 2023   22:32 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cantik, Cerdas, "Multitask" (Sumber: IStock Photo)

Menjadi ibu yang sempurna menjadi semacam label atau predikat yang dianggap penting bagi perempuan, khususnya para ibu. Jika tidak diwaspadai, keinginan untuk mengejar predikat itu justru bisa menjadi bumerang dan membuat kita terperangkap.

Sudah menjadi kelaziman dalam norma berkeluarga bahwa seorang perempuan akan disoroti, apakah dia bisa menjadi ibu yang sempurna ataukah tidak. Dari perihal mengurus anak dan rumah hingga ke urusan tetap bisa cantik, cerdas, dan sukses dalam karir.

Sorotan "ibu yang sempurna" kerap disertai ukuran yang kurang realistis dan kurang nyaman bagi perempuan pada umumnya. Bahkan, penuh kritik dan kata-kata pedas jika tidak terpenuhi. Herannya, "norma" itu tetap saja ada di tengah masyarakat.

Saya katakan kurang realistis dan kurang nyaman karena sejujurnya ukuran yang dipakai dianggap universal alias pukul rata, padahal kondisi setiap perempuan tidaklah sama. Begitu pula budayanya.

Buat sebagian perempuan, ukuran itu terlalu tinggi. Bila memaksakan diri untuk "mencapainya", mereka bisa "menjadi orang lain", bukan menjadi "diri sendiri". "Menjadi orang lain" pada banyak titik adalah kesia-siaan, bahkan menambah beban.

Sebagaimana pernah saya tuliskan, menjadi orang lain merupakan pekerjaan yang melelahkan. Sebab, hal itu menguras energi, usaha, dan waktu, bahkan dana, yang tidak jelas ujungnya sampai di mana. Di atas langit masih ada langit. Artinya, tidak ada sesuatupun yang sempurna di dunia ini. Satu pun tidak. Bahkan, ukuran, sorotan, label, atau predikat itu sendiri pun tidak sempurna.

"Ibu yang Sempurna"

Bagaimana sebenarnya pandangan atau konsep yang benar mengenai "ibu yang sempurna"? 

Jawabannya, tidak bisa dipukul rata. Ibu yang baik terjewantahkan secara beragam antarbudaya. Tiap kultur memiliki cara berinteraksi yang berbeda, begitu pula dalam hal busana, pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan, nilai-nilai adat, jam kerja dan apa yang dilakukan, dan sebagainya.

Yang termasuk umum dan sudah terlanjur terinternalisasi antara lain: seorang perempuan harus menghasilkan keturunan sebelum dia bisa disebut "ibu", bisa menyusui anaknya untuk bisa disebut "ibu yang sempurna".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun