Mohon tunggu...
Erni Widyawati
Erni Widyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa SDM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Does Organizational Culture Really Impact Results?

18 Agustus 2021   21:36 Diperbarui: 18 Agustus 2021   21:42 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya kerja telah menjadi subjek yang layak didengungkan dalam beberrapa tahun terakhir tetapi kenaikannya menjadi terkenal telah di sertai dengan kesalah pahaman yang berkembang tentang apa tepatnya itu terjadi. Banyak orang menyamakan tunjangan seperti hari jumat dan jam kerja yang flekksibel dengan budaya organisasi. Skeptis yang mungkin akan berpendapat bahwa kebijakan ini yang membuat karyawan merasa lebih baik dan bahkan memiliki efek marjinal pada produktivitas, tetapi akhirnya datang dengan mengorbakan pendapatan dan tujuan perusahaan. Intrepretasi yang muncul dari kesalah pahaman yang mendasar budaya bukan tentang jam bahagia tim atau kebijakan yang telah di tetapkan. Budaya yang berkaitan dengan cara cara dimana karyawan mendakati pekerjaan di sehari hari mereka sambil menumbuhkan rasa akuntabilitas pribadi untuk tujuan organisasi yang lebih besar.

Kontraproduktivitas budaya organisasi yang mungkin akan bertemu dengan banyak orang di sepanjang kehidupan yang profesioanal bagi mereka yang skeptis terhadap kekuatan yang budaya positif. Budaya organisasi yang dapat dipahami dengan baik bahwa lingkungan kerja seseorang yang memiliki produktivitas pengaruh yang luar biasa. Indeks akuntabilitas di tempat kerja yang mereka menangasakan ke pada perusahaan dengan hubungan yang signifikan secara statistik diantara keterlibatan karyawan dan mengambil tindakan yang efektif ketika keterlibatan yang meningkat, mengambil tindakan yang efektif juga dapat meningkatan dan keterliabatan yang lebih tinggi juga mengarah pada pencapaian yang lebih tinggi.Budaya organisasi ini karena banyak para prefesional yang semakin bergerak diantara banyak perusahaan yang selam karir nya mereka.

Disatu perusaahaan untuk jangka waktu yang panjang, untuk membangun budaya kerja yang positif dapat memiiliki implikasi yang besar bagi retensi karyawan. Seperti yang dikatan oleh CEO perusahaan. " Modal intelektual yang pergi ke tempat kerja yang diinginkan mereka dan tetap ditempat yang akan di jaga nya dengan baik. " tidak hanya sebagai pekerja, tetapi sebagai orang yang kita dapatkan untuk lebih termotiviasi untuk melakukan pekerjaan yang baik ketika pekerjaan itu dengan jelas dihargai oleh rekan rekan dan atasan mereka. Ketika kepemimpiman yang tampaknya tidak diinvetasikan dalam pekerjaan karyawa, maka karyawan tersbut juga akan diinvetasikan dalam pekerjaan mereka. Pekerja di AS yang terlibat di tempat kerja, dan angka yang bagkan lebih rendah secara global, dimana karyawan yang mendapatkan lebih kecil makan orang tersbut melaporkan bahwaan mereka yang terlibat ditempat kerja.

 Para prefesional yang tidak puas akan lebih cenderung mangejar peluang karir dengan perusahaan lain tetapi jika ekonomi atau pasar kerja yang tertinggal dalam industri tertentu maka karyawan dapat memutuskan untuk menunggu waktu mereka dengan atasan mereka saat ini. Meskipun ini dapat mencegah hilangnya modal manusia secara langsung yang memiliki efek bencana yang sama pada produktivitas.Budaya positif yang mendorong karyawan untuk berinvestasi dalam kesuksean di perusahaan. Dalam lingkungan kerja yang positif semua karyawan yang memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan organisasi mereka yang paling terpenting dan peran mereka. Itulah sebab langkah yang pertama dalam menumbuhkan budaya akuntabikitas yang menciptakan hasil yang lebih baik yang dapat dipahmi dan dirasakan setiap karyawan untuk dicapainya.

Hasil utama yang tidak akan efektif dalam menciptakan akuntabilitas ditempat kerja jika karyawan tidak mendapat dengan full maka akan jelas tentang apa yang perusahaan lakukan. Budaya akuntabilitas yang budayanya dimana setiap karyawan akan merasa bertanggung jawab atas keberhasilahan perusahaan secara keseluruhan bukan hanya tugas yang dialokasikan oleh deskripsi pekerjaan mereka. Setiap orang yang mengambilkan kepemilikan dalam pemulihan perusahaan maka mereka akan termotivasi oleh tujuan menyeluruh yang menghasilkan kemenangan yang pada kerugian. Prinsip ini yang akan diterima sebagai prinsip dalam dunia kerja juga harus menidentifikasi yang standar bagi karyawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun