Mohon tunggu...
Erni Sarif
Erni Sarif Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Menulis dari Hati akan menghasilkan karya yang Luar Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabut Asap Melanda Sekolahku

21 Oktober 2019   12:20 Diperbarui: 21 Oktober 2019   12:40 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari telah terbit di ufuk timur. Tapi aku masih saja tak beranjak dari tempat tidurku. Burung-burung berkicauan menambah indahnya suasana pagi itu. Mentari semakin meninggi dan terlihat pagi ini sangat cerah. Aku adalah guru Matematika di SMPN  7 Satu Atap Satui, Salah satu sekolah yang berada disudut desa satui timur, jadi sangat wajar ketika pemerintah memberi gelar sekolahku sebagai sekolah terpencil.

Hari ini aku tampak malas untuk bangun, padahal hari ini adalah hari senin yang artinya aku harus berangkat ke sekolah. Karena hari ini aku harus mengikuti upacara bendera. 

Ibuku lekas membangunkanku karena jam telah menunjukkan jam 6.15. Tapi aku masih saja di tempat tidur dan  tampak malas untuk bangun , rasanya aku tak mau sekolah. "Aku malas ke sekolah bu," jawabku sambil menggeliat.

Ibuku bingung dengan sikapku,bagaimana tidak  aku termasuk rajin kesekolah. "Kalau kamu tidak sekolah, bagaimana nasib siswamu? Apa tidak kasihan dengan mereka?", tanya ibuku. "Tapi Sekolah SMPN 7 Satui Timur saat ini sangat debu  bu, hanya orang-orang kuat dan sehat yang  tidak mendapatkan efek batuk. Jadi apa gunanya aku sekolah bu jika kesekolah hanya menghasilkan batuk?", kataku.

"Jadi kamu gak mau kesekolah karena debu? Lantas apa yang ingin kamu lakukan untuk menguranginya?", Tanya ibuku. "Ya aku ingin agar Debu itu bisa berkurang bu". "Lantas bagaimana cara kamu mewujudkan harapan tersebut?", Ibu kembali bertanya. "Ya dengan kesekolah dan membicarakan ke rekan rekan disekolah kemudian kepala desa atau perusahaan yang bersangkutan bu," jawab ku. "Nah itu kamu tau. Sekarang lekas berangkat ke sekolah ya nak demi kesehatan orang banyak".

Akhirnya aku mau berangkat ke sekolah. Ibuku pun merasa lega karena aku mau berangkat kesekolah lagi. Beberapa menit kemudian akupun berangkat dan tiba disekolah untuk upacara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun