Mohon tunggu...
Ernika Sondang SHS
Ernika Sondang SHS Mohon Tunggu... Guru - Pengajar di SMP N 14 Pekalongan

Seorang guru yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Kemandirian Belajar dan Kepercayaan Diri terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Islam YPI Buaran, Pekalongan

7 Desember 2022   12:55 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:01 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


        Tingkatan kepercayaan diri dapat dibedakan menjadi empat, yakni: (1) Sangat percaya diri, yaitu memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dengan keyakinan bahwa ia mampu mengatasi dan mengalahkan situasi sesulit apapun. Bahkan merasa mampu menghadapi resiko yang bahkan orang lain tidak mampu melakukannya; (2) Cukup percaya diri, yaitu suatu keyakinan pada diri bahwa dengan kemampuan jasmaniah dan akal budi yang dimilikinya, ia merasa mampu menghadapi situasi, mampu meraih apa saja yang diiginkan, direncanakan dan diusahakannya; (3) Kurang percaya diri, yaitu suatu kerguan yang ada pada diri ketika menghadapi situasi tertentu, yang bahkan kalau boleh memilih, akan cenderung menghindari suatu yang penuh resiko dan tantangan; dan (4) Rendah diri, yaitu suatu keyakinan pada diri yang menganggap diri sendiri tidak memeliki kemampuan yang berarti, atau kurang berharga yang ditimbulkan karena ketidakmampuan psikologis, atas keadaan jasmani yang kurang sempurna.
Orang yang percaya diri memiliki beberapa ciri-ciri yaitu yakin kepada kemampuan diri sendiri, berani menghadapi tantangan, berpikir positif, bertanggung jawab, dan objektif. Sedangkan orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah memiliki ciri-ciri yang berlawanan dengan orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Amri, 2018).


Dalam penelitian ini, kepercayaan diri yang peneliti maksud adalah  yakin dan percaya  akan kemampuan diri dalam mengembangkan sikap positif pada diri sendiri dan bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, tetapi rasa percaya diri hanya merujuk pada adanya perasaan yakin mampu, memiliki kompetensi dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Budaya Sekolah
Dalam suatu organisasi (termasuk lembaga pendidikan), budaya diartikan sebagai berikut : Pertama, tindakan yaitu keyakinan dan tujuan yang dianut bersama yang dimiliki oleh anggota organisasi yang potensial membentuk perilaku mereka dan bertahan lama meskipun sudah terjadi pergantian anggota. Dalam lembaga pendidikan misalnya, budaya ini berupa saling menyapa, saling menghargai, toleransi dan lain sebagainya. Kedua, norma perilaku yaitu cara yang sudah lazim digunakan dalam sebuah organisasi yang bertahan lama karena semua anggotanya mewariskan perilaku tersebut kepada anggota baru. Dalam lembaga pendidikan, perilaku ini antara lain berupa semangat untuk selalu giat belajar, selalu menjaga kebersihan, bertutur sapa santun dan berbagai perilaku mulia lainnya.


Sama halnya dengan organisasi pada umumnya, sekolah juga memiliki budaya tersendiri sebagai suatu jati diri yang dicitrakan sekolah tersebut. Hal yang membedakan antara budaya organisasi dengan budaya sekolah terdapat pada tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah yaitu tujuan pendidikan. Budaya sekolah merupakan kepribadian organisasi yang membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bagaimana seluruh anggota organisasi sekolah berperan dalam melaksanakan tugasnya tergantung pada keyakinan, nilai dan norma yang menjadi bagian dari budaya sekolah tersebut.


Sebagai lembaga pendidikan tentu saja kegiatan utama sekolah adalah merancang, sehingga sekolah yang memiliki nilai-nilai unggul akan sangat tampak pada keseluruhan proses pendidikan yang dilaksanakannya. Kurikulum yang dirancang tidak hanya berisikan berbagai materi dan mata pelajaran saja, tetapi diwarnai oleh berbagai kegiatan untuk mengembangkan nilai-nilai yang menjadi pilar sekolah tersebut.


Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya sekedar mengembangkan nilai keilmuannya saja, tetapi juga menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam keseluruhan proses pembelajaran di seluruh bidang studi. Demikian pula proses penilaian juga akan dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah tersebut. Proses ini pada akhirnya akan menghasilkan lulusan yang memiliki nilai-nilai yang unggul, yang mungkin akan berbeda dengan lulusan-lulusan dari sekolah lain, sehingga sekolah betul-betul telah mengembangkan kemandiriannya dalam pelaksanaan pendidikan yang dilakukannya.


Pada sekolah mesti dikembangkan nilai-nilai yang relevan dengan visi sekolah dan terutama keberpihakan terhadap proses belajar sebagai misi utama sekolah. Oleh karena itu, nilai-nilai inti (basic value) sekolah harus diarahkan pada pemberian layanan belajar yang optimal bagi siswa sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Peter dan Waterman menemukan nilai-nilai yang secara konsisten dilaksanakan di sekolah-sekolah yang baik.


Menurut Terrence Deal dan Kent Peterson bahwa budaya sekolah berkenaan dengan nilai kebersamaan (shared values), ritual dan sinbol-simbol. Mereka menyatakan bahwa inti permasalahan sekolah bukan pada masalah teknis tetapi pada masalah sosial. Budaya melayani pelanggan yang menekankan pada kualitas pelayanan sehingga dapat mengubah sikap dan perilaku pekerja terhadap pelanggan dan menyebabkan meningkatnya kepuasaan pelanggan dan penjualan. Apabila pekerja merasa sesuai dengan budaya organisasi sekolah maka mereka akan cenderung mengembangkan kedekatan emosional terhadap organisasi.


Budaya sekolah merupakan sesuatu yang dibangun dari hasil pertemuan antara nilai-nilai yang dianut oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dengan nilai-nilai yang dianut oleh guru-guru dan para karyawan yang ada dalam sekolah tersebut.
Pertemuan nilai-nilai yang dianut oleh kepala sekolah dan guru-guru akan muncul dan menghasilkan bentuk nilai-nilai berupa tindakan yang dilaksanakan bersama-sama sehari-harinya.


Salah satu nilai yang dianut adalah nilai kedisiplinan. Kedisiplinan dalam budaya sekolah yaitu menjaga seluruh orang-orang disekitar sekolah agar tahu mana yang penting dan prioritas dan mana yang tidak penting dan harus ditinggalkan.
Sama halnya pada SMP Islam YPI Buaran budaya di sekolah ini seperti pembiasaan disiplin dalam hal tepat waktu, berpakaian seragam, penyelesaian tugas yang bertujuan untuk mewujudkan kedisiplinan warga sekolah sehingga akan memunculkan rasa tanggung jawab, semangat dan berinisiatif pada tugasnya masing-masing, sehingga dapat menunjang ketahanan sekolah untuk tercapainya target yang hendak dicapai setiap tahunnya. Apabila terdapat warga sekolah yang melanggar peraturan akan dikenakan sanski pelanggaran berupa peringatan baik secara lisan maupun tulisan, penurunan guru tetap dan pemutusan hubungan kerja.

Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Siswa
Kemandirian belajar merupakan salah satu sikap siswa yang akan mempengaruhi prestasi belajar . Sikap kemandirian ini akan mendorong siswa untuk belajar mandiri (tidak bergantung orang lain) dalam belajar. Dengan kemandirian belajar, siswa akan selalu berusaha untuk mencapai prestasi belajar dengan baik. Selain dari pada itu, siswa akan lebih mandiri dalam belajar, sehingga mereka tidak mudah putus asa, percaya diri dan memiliki rasa tanggung jawab dalam mencapai prestasi belajarnya. Siswa yang memiliki kemandirian belajar akan sadar, bahwa sikap tersebut sangat penting untuk mencapai prestasi belajar  yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun