Mohon tunggu...
Ernest Himalaya
Ernest Himalaya Mohon Tunggu... -

terima kasih Allah, aku bisa menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rano Karno Masuk Perangkap

25 Agustus 2015   10:02 Diperbarui: 25 Agustus 2015   10:02 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Ketika Mantan Gubernur Banten Atut Chosiyah terbelit masalah di KPK dan harus mundur, sang wakil Rano Karno mungkin agak kaget dan kurang siap juga. Maklum, mungkin tak pernah terpikir di benaknya bakal menggantikan Atut. Apalagi saat jadi wakilnya Atut, Rano memang jarang kerja. Bukannya tidak ada kerjaan, tapi tidak diberi pekerjaan oleh Atut.

Pemeran Si Doel Anak Betawi ini juga mengaku sendiri dan curhat kepada temannya, Miing Bagito. Bahkan, sempat ada rencana Rano mau mundur saat itu. Miing inilah yang akhirnya buka suara kepada media. Si Mbok Mega saat itu menasihati agar Rano sabar dan jangan mundur. Mungkin dengan sedikit menggerutu, Rano menuruti titah si Mbok.

Nah, mendapat durian runtuh sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten, kelihatan sekali kebingungan Rano. Dia agak kikuk saat kali pertama mengumpulkan semua pejabat eselon II. Karena itu, perintahnya pun saat itu datar-datar saja, tidak ada gebrakan.

Dapat dipahami juga kekikukkan Rano mungkin didasari kehati-hatian. Sebab, para pejabat eselon II yang dipimpinnya semua adalah peninggalan Atut Chosiyah. Saat Rano jadi wakil gubernur, tak seorang pun mau menghadap dan masuk ke ruang kerjanya. Semua pejabat maunya datang ke Atut untuk cari muka. Nah giliran Rano naik, semuanya berbondong-bondong menjilat sana sini. Karena itu mungkin Rano perlu ekstra hati-hati untuk mengetahui siapa kawan dan lawan.

Untungnya ingatan Rano masih baik. Dia ingat betul ada seorang pejabat yang beberapa kali menemaninya ngobrol di ruangannya saat pejabat lain antre di ruang tunggu gubernur. Namanya Kurdi Matin yang kemudian diangkat Rano jadi Sekretaris Daerah (Sekda). Pada masa kekuasaan Atut, Kurdi juga termasuk kategori “yang terbuang”. Klop sudah senasib dan sepenanggungan Rano dan Kurdi.

Pengangkatan Kurdi sebagai Sekda diyakini banyak pihak merupakan perjuangan berat Rano di tingkat pusat sana. Sebab, awalnya peluang Kurdi dianggap kecil karena yang bersangkutan diduga punya masa lalu yang kelam. Ketika Kurdi akhirnya benar-benar jadi Sekda, semua pihak sepakat menunjuk Rano sebagai “sang juru selamat”.

Duet maut ini dipandang sangat berbahaya oleh mereka yang jadi pengikut Atut, baik yang ada di jajaran birokrat, legislative, maupun para pengusaha APBD. Meminjam istilah Anas Urbaningrum, mereka ini kita sebut saja Kaum Sengkuni. Mereka bersusah payah dengan berbagai cara untuk memisahkan duet maut ini. Tiap kesalahan keduanya, sekecil apapun, pasti masuk jepretan media. Dengan harapan hubungan Rano dan Kurdi goyah dan bercerai. Calon-calon pengganti Kurdi pun mulai disiapkan.

Ini bukan isapan jempol lho! Banyak bukti yang menunjukkan kelompok ini masih terus berhubungan satu sama lain dan bertemu muka untuk menggagas rencana bagaimana melanggengkan kekuasaan rezim terdahulu. Bahkan, sebuah pertemuan mereka, di salah satu mal, pernah dipergoki seorang teman aktivis.

Upaya mereka ada yang berhasil tetapi tidak sedikit juga yang gagal. Biasanya yang gagal adalah upaya rekayasa sejak awal. Sedangkan yang berhasil biasanya memanfaatkan blunder Kurdi serta meminjam tangan orang lain. Inilah salah satu titik kelemahan Kurdi yang tidak sadar bahwa semua tindakannya sedang dipantau pihak “lawan”.

Beberapa blunder Kurdi yang kemudian diangkat pihak lawan jadi konsumsi public adalah; rekaman video ajakan merampok APBD Banten, mementingkan kelompok Pandeglang Raya untuk mengisi posisi-posisi strategis di Pemprov Banten, menjalin hubungan intens dengan tokoh-tokoh Banten (termasuk dengan Mulyadi Jayabaya) demi kepentingan Pilkada, serta tak lupa selalu dimintai komentar menanggapi kebijakan Rano.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun