Mohon tunggu...
Erna Puspitasari
Erna Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hi, I'm a new kompasianer🧚‍♀️

Seorang manusia yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Identitas Nasional Menjadi Urgensi di Tengah Arus Globalisasi, Mengapa?

3 Juni 2021   08:55 Diperbarui: 3 Juni 2021   09:19 2166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang pertama kali ada di benak kita saat mendengar kata Indonesia? Apakah negaranya yang terdiri dari ragam bahasa, suku bangsa, adat istiadat, hingga budaya? Ataukah merah putih yang menjadi bendera kebangsaan? Atau Pancasila pada lambang Garuda yang gagah perkasa dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika? Hal tersebut adalah bentuk dari Identitas Nasional Indonesia.

Pada dasarnya, identitas nasional merupakan ciri dan kepribadian yang melekat pada diri suatu bangsa yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Atau secara sederhana, kepribadian yang hanya dimiliki oleh satu bangsa. Secara sosio-antropologis, identitas nasional mengarah pada kata "bangsa". Mengapa demikian? Sebab unsur pembentuk dari identitas nasional akan lahir, melekat dan bertumbuh pada diri bangsanya.

Krisis identitas nasional menjadi sebuah topik perbincangan yang ramai digulirkan beberapa waktu terakhir. Tanggapan mengenai perubahan sosio-budaya masyarakat Indonesia yang mengalami modernisasi, kemajuan zaman yang semakin menggulir, bak roda gerigi yang lama-kelamaan dapat menggerogoti jati diri bangsa. Contoh yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari mengenai krisis Identitas Nasional adalah masuknya budaya barat atau westernisasi. Sejak dahulu kala, bangsa Indonesia sangat dikenal dengan keramah-tamahannya. 

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah kepada setiap pendatang. Hal ini bukan sekadar isapan jempol belaka, Pandji Pragiwaksono mengatakan dalam bukunya "Menemukan Indonesia" bahwa dibandingkan dengan Singapura, sifat keramahan akan sangat terlihat. Menurut Pandji, sulit menemukan sopir taksi yang tersenyum kepada penumpang di sana. Namun saat arus modernisasi telah masuk, hal itu mengikis keramah-tamahan bangsa Indonesia. 

Fenomena yang banyak terjadi adalah sikap acuh pemuda yang lebih asik dengan telepon pintarnya dibanding bercengkrama dengan lingkungannya. Atau sikap pelajar yang kurang menghargai guru pada saat mengajar, tidak sedikit dari mereka yang mematikan kamera dan acuh pada penjelasan guru di platform video conference. Seharusnya, ini merupakan sikap yang perlu dibenahi agar jati diri bangsa Indonesia yang semula dikenal ramah tetap dapat dipertahankan. Hal ini sesuai dengan sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Krisis Identitas Nasional juga merujuk pada krisis pengenalan budaya pada anak bangsa. Arus globalisasi menyebabkan banyaknya budaya masuk ke Indonesia. Bahkan tak sedikit dari masyarakat Indonesia yang lebih hafal tarian luar negeri dibandingkan tarian daerah Indonesia. Adapula fenomena dimana masyarakat lebih sering menggunakan Bahasa Asing dibandingkan Bahasa Indonesia. Tak ketinggalan Konser dan media hiburan artis luar negeri yang lebih diminati muda-mudi dibanding pertunjukan kedaerahan di Indonesia.

Krisis jati diri bangsa ditengah arus globalisasi membuat kita tertampar, satu pertanyaan yang sama di benak kita, bagaimanakah Indonesia di masa depan? Itulah mengapa perlunya upaya penguatan jati diri bangsa Indonesia agar unsur identitas nasional tidak luntur. Identitas nasional adalah sebuah anugrah yang diwariskan dari pendahulu sehingga perlu dijaga dan dilestarikan. 

Identitas nasional mencirikan hidup dan jati diri bangsa. Identitas nasional perlu digali lebih dalam, maka akan mendeskripsikan bagaimana Indonesia bisa terbentuk hingga sekarang. Seperti halnya pohon, identitas nasional adalah akar yang menompang agar Indonesia dapat tetap berdiri kokoh, tumbuh, berkembang, dan tidak mudah dirobohkan. 

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat Identitas Nasional Indonesia adalah dengan melindungi budaya dan kepribadian bangsa, karena keunikan inilah yang menjadikan Indonesia berbeda dengan negara lain. Upaya tersebut meliputi upaya pembentukan nasionalisme sebagai jati diri bangsa melalui upaya Pendidikan (moral-kultural), pelestarian budaya, dan upaya bela negara. 

Penerapan identitas nasional harus diwujudkan dalam mentalitas, pola sikap, dan pola tindakan yang selalu mendahulukan kepentingan nasional dan nasional di atas kepentingan individu atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional telah menjadi landasan berpikir, berperilaku, dan bertindak dalam menghadapi berbagai persoalan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berbangsa.


Penulis :
Erna Puspitasari
(2010103062)
Prodi Manajemen K2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun