Mohon tunggu...
Erna Manurung
Erna Manurung Mohon Tunggu... Penulis - Sedang bermukim di kampung halaman (Serang, Banten)

Senang menulis hal Ikhwal masalah-masalah kesehatan jiwa, sesekali jalan-jalan di sekitar rumah lalu melaporkannya ...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mungkin Kamu Pernah Jadi Caregiver*

27 Mei 2021   09:01 Diperbarui: 27 Mei 2021   09:05 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

khususnya ketika kamu sedang menjaga anggota keluargamu yang sakit dan perlu dirawat di hospital. Atau ketika harus menemani kakek/nenek yang sudah lansia, baik itu dari kelargamu sendiri atau keluarga orang lain. Juga ketika kamu menjadi pendengar curhatan sahabatmu yang sedang patah hati atau mengalami kemalangan. Yang sedikit lebih serius adalah ketika kamu dan saya diminta mendampingi pasien yang sakit, atau sedang menjalani operasi, dimana bantuanmu amat dibutuhkan untuk mengurus sesuatu. Tugasmu bisa secara sukarela atau dibayar.

Aku pernah menjalani semuanya. Menjaga orangtua di rumah sakit, menemani salah satu anggota gereja yang sedang opname, dan bekerja untuk keluarga yang anaknya masuk ruang operasi.

Lalu, apa sebetulnya yang mau kukatakan di sini? Definisi Caregiver? Bukan. Kalau itu, kamu bisa membacanya di berbagai sumber. Lalu apa?

Yang ingin kutulis adalah; bagaimana seorang caregiver atau pendamping menjalani perannya secara seimbang. Khususnya untuk pendamping bagi penyintas yang memiliki pemikiran untuk suicide.

Seimbang artintya tidak asal-asalan, tetapi juga tidak terlalu total sehingga mengabaikan kebutuhannya untuk beristirahat dan mendapatkan dukungan dari pihak lain. Mengapa aku mengatakan hal ini, sebab bagi sebagian orang, tugas seorang caregiver bisa menjadi 'jebakan'. Khususnya bagi  yang memiliki jiwa altruis (senang berkorban untuk orang lain). Mereka memiliki semacam Mesianis Syndrome, yang selalu ingin menolong dan menyelamatkan orang lain.

Padahal tidak harus begitu. Mengutip perbincangan rekan-rekan dari In to The Light*, seorang caregiver adalah sosok individu yang mendampingi dan memberikan dukungan sosial
kepada seseorang yang sedang menjalani perawatan. Bagi pendamping penyintas yang memiliki gangguan mental, mereka cukup memberikan validasi atas perasaan-perasaan si penyintas dan tugas-tugas pendampingan yang bersifat teknis. Mereka bukan konselor, mereka juga bukan penolong. Adalah peran profesional yang bertugas untuk itu.

                            ***

O ya, bagaimana aku mengupayakan keseimbangan ketika menjaga orangtua yang dirawat di rumah sakit? Aku dengan tegas meminta kepada anggota keluargaku untuk bergantian menjaga. Walaupun saat itu aku sedang tidak ngantor beberapa bulan, aku hanya sanggup berada di RS 3-5 hari saja. Setelah itu aku minta libur beberapa hari dan kembali ke RS setelahnya. Syukurlah kami semua sepakat. Kami belajar bahwa menjaga orang sakit itu melelahkan.

Setelah ini, aku akan menghadirkan cerita khusus tentang pengalaman seorang Caregiver yang pernah mendampingi penyintas suicide dan penyintas cancer. Keduanya aku ambil dari tayangan live akun IG yang aku ikuti. Tunggu ya?

________

*) Diambil dari IG Live Intothelightid 20 Feb 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun