Mohon tunggu...
Erma Rahmawati
Erma Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati

Keingintahuan adalah sumbu dalam lilin pembelajaran. -William Ward-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara Perempuan dan Pendidikan

20 Desember 2022   11:50 Diperbarui: 29 Desember 2022   21:07 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendapatkan pengetahuan adalah hak seluruh manusia. Agama Islam sangat menekankan pentingnya sebuah pendidikan. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ  

"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah."

Hadits Nabi ini menegaskan, bahwa kaum perempuan memiliki kewajiban yang sama dengan kaum laki-laki dalam menuntut ilmu pengetahuan. Harus kita ketahui, bahwa ilmu Allah itu tidak hanya terbatas pada ilmu agama saja, tetapi semua ilmu pengetahuan yang membawa manfaat bagi umat.

Al-Qur'an memandang perempuan dengan adil. Dalam masalah derajat kemanusiaan, Al-Qur'an menempatkan perempuan dalam posisi yang sama dengan laki-laki. Namun dengan fitrah karakteristik dan biologis yang jelas berbeda. Peran perempuan di masyarakat pun tidak bisa 100% sama. Al-Qur'an juga membedakan fungsi keduanya, agar laki-laki dan perempuan saling tolong menolong dan saling melengkapi, demi terjaganya keharmonisan dalam kehidupan.

Meskipun zaman semakin maju, namun tidak jarang masih ditemukan stereotip gender mengenai tidak pentingnya pendidikan tinggi bagi perempuan oleh sebagian masyarakat. Perempuan dianggap tidak perlu sekolah tinggi atau mondok pesantren dalam waktu yang lama, karena pada akhirnya mereka hanya akan menjadi ibu rumah tangga, yang berakhir di sekitaran dapur, sumur dan kasur. Sebagian masyarakat kita sering menyebut bahwa itu adalah kodrat perempuan. Padahal kodrat perempuan hanyalah menstruasi, mengandung, melahirkan, dan menyusui. Terlepas dari hal itu, perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki termasuk dalam hal pendidikan.

Menurut pengamatan, sebagian besar para orang tua di daerah pedesaan berpendapat bahwa tidak penting memberikan akses pendidikan bagi anak perempuan hingga ke perguruan tinggi atau mondok pesantren dalam waktu lama. Karena pemikiran itulah banyak terjadi pernikahan dini, khususnya pada perempuan yang berasal dari keluarga kurang mampu, dengan alasan untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Hal tersebut tidak jarang membuat seorang perempuan semakin kehilangan motivasi serta kepercayaan diri dan terkadang tidak terlalu mementingkan pendidikan tinggi bagi dirinya.

Opini lain yang sering tertuju kepada perempuan adalah anggapan bahwa perempuan yang berpengetahuan luhur akan sulit mendapatkan jodoh. Padahal, perihal jodoh adalah ketetapan Tuhan, bukan manusia yang menentukan.

Islam bukan meminta perempuan merendahkan statusnya, tapi menganjurkan  memilih yang sekufu' dengannya. Dalam ilmu fiqih, kufu' atau kafa'ah diartikan sebagai kesepadanan antara suami dan istri, dengan harapan terciptanya keharmonisan rumah tangga dan pasangan yang ideal. Namun, para ulama sepakat jika sekufu' itu hanya anjuran, sisanya tergantung keridhoan kedua belah pihak.

Karena perannya laki-laki adalah sebagai pemimpin, maka mereka lebih butuh untuk dihargai, dihormati dan dituruti oleh pasangannya. Bahkan dalam Al-Qur'an Allah berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسآءِ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun