Itulah cara ia melihat diri dari rangsangan dan penyebaran bibit-bibit amour-passion (cinta bernafsu) dengan tubuhnya. Keindahan ternyata dibalas dengan rasa sakit. Apakah Anda masih membutuhkan tata bahasa nafsu melayang-melayang di luar teks?
Keadaan kita adalah keadaan yang menegangkan urat syaraf dan melonggarkan otot persendian.
Keadaan ini mungkin tidak lebih dari tembok raksasa bernama presentasi (kehadiran) realitas. Kehadiran merupakan pentolan dari kemajuan.
Sejak pemikiran modern melihat keuntungan di antara kehadiran dan representasi dengan cara melepaskan semua rasa sakit dan kenikmatan.
Lebih daripada robot berjenis kelamin dengan penampilan yang menarik; ia juga seakan-akan bernafsu.
Sebaliknya, nafsu yang tidak diketahui apa maunya lantaran kerap tidak masuk akal setelah hasrat dikebiri. Jika Anda pikir ada orang nampak ”loyo” dalam permainan. Dia mungkin kurang terpenuhi hasratnya.
Ketika seseorang melihat robot berjenis kelamin, maka ia akan menjadi gambaran akhir dari manusia.
Sedangkan robot berjenis kelamin saja bisa melayani kehidupan, apa jadinya manusia tidak memiliki nafsu untuk menjaga eksistensinya dalam kehidupan?
Menghinggapi kembali jiwa yang lemah sampai terlempar dalam kesunyian baru (anak emas ’realitas baru’). Sementara, apa pikiran yang dibelokkan oleh nafsu bisa melahirkan prasangka. Betulkah pikiran yang tidak membuat kita berpikir terlempar ke dunia yang diketahui oleh hasrat dan kesenangan? Seperti rangsangan penciuman burung bangkai, dimana instingnya melebihi cemoohan dan pujian istimewa terhadap nalar.
Dari situlah seseorang bisa melihat dirinya: palsu atau sejati?