Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran dan Subyektifitas

31 Januari 2023   11:33 Diperbarui: 24 Februari 2023   19:31 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tuntutan kebenaran dan keadilan atas Harsya, mahasiswa UI meninggal karena tertabrak yang dijadikan tersangka (Sumber gambar: kompas.com)

Kebenaran Menentang Kebenaran itu Sendiri

Kini, kebenaran di bawah bayang-bayang kebenaran itu sendiri. Kesahihan disiksa oleh kebenaran. 

Pemikiran tunduk terhadap kebenaran itu sendiri. Nilai ilmiah tidak melulu pilihan kedua.

Ilusi dari kebenaran sebagai pilihan pertama yang terputus. Nilai yang satu melawan nilai lainnya. Nilai rendah yang partikular menghadapi nilai universal tidak memiliki keterkaitan dengan nilai tertinggi. Satu-satunya yang tersisa adalah kesenangan atas tulisan ilmiah.

Cina mengubah malam menjadi siang lewat matahari artifisial. Fakta dan rumor beradu. Merekayasa 70 juta derajat selsius panas matahari artifisial itu diperhadapkan dengan kebenaran. Ia tidak menyaingi siapa-siapa, kecuali kebenaran ilmiah itu sendiri.

Rekayasa teknologi super canggih hanya menyaingi penemuan baru berikutnya. Suatu kebenaran di bawah bayang-bayang sesuatu yang tidak diketahui.

Sampai kapanpun kita mengingatkan kembali mengenai kebenaran. Caranya tanpa melulu verifikasi dan prosedur ilmiah lainnya. Karena setiap nilai dalam kehidupan tidak lebih dari sekumpulan benda-benda yang diletakkan di museum lintas sejarah pemikiran.

Kebenaran tidak hanya menyangkut nilai, yaitu nilai kosong. Tetapi, ia juga merupakan lubang setan dekil dalam ingatan kita setelah tidurnya pikiran dari orang-orang yang larut dalam kebenaran. Dari kebenaran apa?

Hal demikian membuat pikiran kita mempertimbangkan bagaimana sebenarnya fakta-fakta yang mungkin masih ditafsirkan menurut masing-masing individu. Kebenaran yang boleh jadi terdapat ukuran sesuai dengan fakta-fakta. Gambaran kebenaran dari masing-masing tidak lagi berada dalam kenyataan. Apa bedanya relasi antara subyek sesudahnya tidak berubah terhadap obyek terdahulu? Bicara fakta, banyak orang menunjukkan fakta.

Apa bukti-bukti dari fakta? Berapa orang yang meninggal akibat dari keracunan makanan? Berapa orang yang memiliki kartu jaminan sosial kesehatan? 

Diskursus atas pasien merupakan analisis yang dikaitkan dengan permasalahan tertentu. Penafsiran tidak bergantung pada fakta. Penafsiran muncul karena pemikiran lain yang tidak terpikirkan. Penafsiran sebelum dan saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun