Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran dan Subyektifitas

31 Januari 2023   11:33 Diperbarui: 24 Februari 2023   19:31 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tuntutan kebenaran dan keadilan atas Harsya, mahasiswa UI meninggal karena tertabrak yang dijadikan tersangka (Sumber gambar: kompas.com)

Taruhlah misalnya, petugas  mengatakan empat kilo beras sudah diberikan pada keluarga penerima manfaat. Bantuan beras tepat sasaran. Jumlah beras sesuai ukuran dan ketentuan yang berlaku. Kebenaran matematika menjabarkan dengan cara penambahan dan perkalian (2 + 2 = 4, 2 x 2 = 4). Kebenaran matematika begitu konsisten dan bisa dikualitatif. Empat liter takarannya sesuai dengan kebenaran matematika. Tidak kurang, tidak lebih berarti bukan kepalsuan. Kebenaran diceraikan dengan kepalsuan.

Aduh, "kencan buta" dengan kebenaran ditandai oleh seseorang yang hanya menilai secara sumir dari satu sudut pandang itu sudah petenteng paling benar.

Bagai dua sejoli menyelipkan "kencan buta" dengan "gebetan" bernama kebenaran. Apa jadinya, baru gebetan dengan kebenaran di tiga hari yang lalu sudah bubar jalan. Sisanya, Anda "mengencani" kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun