Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fantasi atas Politik Kuasa

17 Januari 2023   09:05 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:29 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi figur Capres dan Cawaores di Pilpres 2024, dokpri

Fantasi atas politik bisa digambar dan dipikirkan. Fantasi begitu dekat dengan benda-benda yang tidak tersusun secara teratur dan stabil. Ia terjalin secara acak sekaligus hilir mudik. 

Obyek yang dibentuk oleh diskursus politik, yaitu proporsional tertutup atau terbuka.

Tanpa representasi pemilihan yang mana lebih unggul hingga titik terakhir kemunculannya, maka fantasi akan politik masih bisa memainkannya. Pertarungan politik berinteraksi dengan tujuan telah ditentukan melalui tahapan diskursus politik. Pertarungan politik itu bertujuan untuk melepaskan hal-hal yang mustahil menjadi tidak mustahil. Bukankah begitu ajaran politik?

Hal ini, fantasi atas politik tidak mencoba untuk memantul, tetapi menukik dan memanuver. Apa yang dinginkan oleh kader parpol? 

Dari sesuatu yang belum tercipta menjadi adu strategi dan skenario politik harus dimainkan melalui diskursus. Setelah memberinya kemungkinan yang semakin dekat, diskursus politik masih harus dari arah lain.

Kembali pada representasi, bahwa disamping pikiran, ingatan, tanda, tiruan, dan imajinasi, fantasi atas politik merupakan representasi yang diserap dan dilepaskan. 

Representasi imajinasi tidak memerlukan analisis dan hirarki, kecuali fantasi akan politik dengan hitung-hitungan yang ingin dirahi.

Tetapi, fantasi atas politik bukan gambar proyeksi pertumbuhan atas sesuatu. Ia bukanlah tabel data atau matriks. 

Pada saat pikiran direbah, fantasi mendatanginya dengan penuh kejutan dan teka-teki dengan mengisinya sesuai benda-benda yang diinginkan. 

Dalam taraf citra pikiran itulah, fantasi atas politik muncul tidak selebar jendela rumah, dibanding luas dunia narasi politik yang berseliweran.

Sejauh yang kita pikirkan, tanda-tanda perubahan konstelasi politik telah menyembunyikan dan muncul kembali melalui fantasi. Dari biasanya dalam wujud aktual dan wujud virtual (safari politik, riuh di medsos), sehingga kita masih meraba-raba rahasia dan hakikatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun