Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Imajinasi, Akal Budi, dan Peranannya Menurut Kant

16 Januari 2023   09:05 Diperbarui: 29 Juli 2023   20:17 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi, Imajinasi, Akal budi, dan Peranannya Menurut Kant

Ketika pemahaman bersinggungan dengan kepentingan spekulatif, maka ketika itu pula ia menjadi menentukan. 

Hanya saat itulah imajinasi ditentukan untuk menyusun skema.

"Sekarang, jika kita bisa menunjukkan bahkan intuisi a priori kita yang paling murni tidak memberikan pengertian, kecuali sejauh mereka mengandung semacam perpaduan yang berlipat ganda memungkinkan sintesis reproduksi yang menyeluruh, maka sintesis imajinasi ini akan didasarkan bahkan sebelum semua pengalaman atas prinsip-prinsip a priori, sebuah dan seseorang harus mengasumsikan sintesis transendental murni dari kekuatan ini, yang mendasari bahkan kemungkinan semua pengalaman (seperti disyaratkan oleh reproduktifitas penampakan). Sekarang jelas bahwa jika saya menggambar sebuah garis dalam pikiran, atau memikirkan waktu dari satu siang ke siang berikutnya, atau bahkan ingin merepresentasikan angka tertentu untuk diri saya sendiri, pertama-tama saya harus memahami salah satu dari berbagai representasi ini satu demi satu dalam pikiranku." (Critique of Pure Reason, 1998 : A102)

Kita sedikit menghela nafas dari penjelasan cukup panjang dari Kant mengenai imajinasi. 

Apakah sintesis imajinasi tercekik antara tindakan transendental pikiran dan hal-hal empiris?

***

Pemahaman yang menilai, tetapi akal budi memberi alasan. Sekarang, jika kita mengikuti doktrin Aristoteles. 

Kant menganggap penalaran secara silogistik, yaitu konsep pemahaman yang terbentuk sebelumnya.

Akal budi mencari istilah jangka menengah, yaitu konsep lain yang, diambil dalam keluasan penuh (full extension). Misalnya, kondisi 'mati' yang bertalian dengan konsep pertama ke obyek (dengan demikian manusia mensyaratkan ikatan 'fana').

Dari sudut pandang ini, dalam kaitannya dengan konsep-konsep pemahaman itulah akal budi menggunakan kemampuan atau bakatnya yang khas. "Akal budi muncul pada pengetahuan melalui tindakan-tindakan pemahaman (acts of the understanding) yang membentuk serangkaian kondisi." (Critique of Pure Reason, 1998 : A330/B387)

Tetapi, justru keberadaan konsep a priori dari pemahaman (kategori) yang menimbulkan permasalahan khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun