Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Alarm Terdengar Jauh Sebelum Resesi Global

11 Januari 2023   18:15 Diperbarui: 11 Januari 2023   20:44 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resesi global 2023 (Sumber gambar: Bisnis Ekonomi)

Uang menandai atau tidaknya kemampuan pembayaran utang, tetapi ia bukanlah representasi bagi masyarakat yang menanggungnya, sekalipun utang dianggap 'aman' oleh Bank Dunia atau IMF. Bukan permasalahan beban yang berat, lama, dan terwariskan dari sekian dekade. 

Rangkaian tanggungan bahkan ritual pengorbanan masyarakat melalui utang juga bukan tanda kekayaan. 

Karena itu, hanya segelintir saja yang memiliki uang yang melimpah di tangannya dari keseluruhan penduduk Indonesia.

Dalam pemikiran klasik, analisis kekayaan tidak memuaskan jika dibandingkan gambaran uang, rente, laba, sumber penerimaan, dan utang publik sejak zaman Adam Smith bersama The Wealth of Nation (1958). 

Tetapi, titik perbedaan konteks utang saat ini mula-mula direpresentasikan untuk menjadi sebuah tanda. Satu diantaranya kemampuan untuk membayar utang ditanggung oleh per jiwa dari keseluruhan penduduk di negara kita hingga tempo penanganan utang yang tidak dipastikan kapan berakhirnya.

Berlipat gandanya utang dari masing-masing rezim memiliki argumen kebijakan tersendiri, yang diselingi dengan perbedaan kekuatan penampilan dalam bentuk dampak yang lebih banyak dan membekas akan menimpa orang-orang miskin. 

Sementara, kehadiran utang yang jelas terjadi antara prinsip manfaat, kebutuhan, akumulasi, dan peraturan selalu dilampaui oleh kesenangan.

Anak-anak kita tidak ingin mengurusi atau tidak menanggung beban utang dari utang ke utang lain. Ia ditandai jatuh tempo sudah dilewati. Di bawah satu kebijakan untuk melanjutkan kembali pinjaman berjangka lain. Apa yang terjadi dalam rumah kita? "O, Anakku, tidak rela kuwariskan utang ('mimpi buruk') padamu. Tetapi ... ?" 

Sesungguhnya, mimpi, ingatan, dan imajinasi anak-anak zaman tidak ingin terganggu dengan kehadiran utang yang menumpuk.

Mereka sendiri tidak mengetahui jika utang negara turut ditanggungi dari masa ke masa. Perjalanan kehidupan mereka masih lebih panjang, mungkin sepanjang masa berlakunya utang negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun