Suatu rangkaian perubahan yang keluar dari rangkaian krisis yang berbeda, karena diambil dari keadaan terkantuk-kantuk menurut relasi antara tertidur dan terjaga.Â
Tidak menjadi permasalahan apakah penampakan wujud berbeda atau mirip akan terjadi bisa dihubungkan dengan rangkaian peristiwa lainnya, karena boleh saja dipengaruhi oleh faktor kemungkinan pengulangannya.
Peristiwa krisis yang belum terjadi sekarang saja masih berkesan sebagai teori kemungkinan menurut hasil dan dampak yang ditimbulkannya.Â
Sementara, perubahan hanya menurut perkiraan dan antisipasi terhadap apa yang akan terjadi kedepan belumlah cukup memadai, sekalipun telah ditemukan serangkaian variabel, jejak-jejak, dan sinyal-sinyal peristiwa yang pernah terjadi.
Satu perubahan dicampur-tangani oleh serangkaian relasi perangkat verifikasi atas obyek yang dapat diamati, relasi antara ukuran-ukuran yang bisa dinalar dan dialami, relasi antara sebuah wilayah penempatan secara spasial, titik koordinat, dan jarak, relasi antara keterlibatan dan keadaan.Â
Dari rangkaian permasalahan sosial, ekonomi, kesehatan, politik, demografi, alam, ilmu pengetahuan hingga bahasa dikaitkan dengan peristiwa sejarah, ditulis melalui relasi-relasi menuju permukaan ruang dimana pengetahuan dibentuk.
Nanti terbetik dalam ingatan dan hasrat, ketika saya menanam atau berkebun jagung dahulu bukanlah rangkaian peristiwa, melainkan mengikuti jejak dan tanda masa manusia sebelumnya beserta penyesuaian-penyesuaian tercakup didalamnya. Suatu proses yang berjalan dimaksudkan bukanlah rangkaian perubahan.Â
Saya bangun dari tidur, mandi, sarapan, dan berangkat bekerja. Mungkin, saya patut mengatakan, bahwa krisis adalah pasangan serasi yang hidup mesra dengan harapan, kesedihan, dan kegembiraan. Semuanya merupakan jalinan dari permainan kreatif yang berselang-seling dalam kehidupan. Orang boleh menolak krisis, tetapi begitulah adanya.
Pasangan hidup mesra dengan krisis menjauh dari ungkapan: "Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang." Makin didera oleh krisis demi krisis, makin lengket bak perangko. Makin resesi di depan mata, makin mesra dengannya. Kita anggap krisis sebagai simponi kehidupan, dimana ada suka, di situ ada duka, begitu pun sebaliknya.Â
Kemarin, saya mendengar langsung dari teman-teman tentang fase pandemi akan berubah menjadi fase endemi. Kapan? Kita bersabar dengan segenap upaya ke arah sana.
Cuma ada yang menarik, ceritanya jika sudah fase endemi. Saya dan Anda semuanya akan menganggap krisis corona sudah terbiasa dijalani.Â