Dari berita yang beredar, beberapa nama-nama menteri yang terbebas dari reshuffle kabinet.Â
Paling tidak, enam kali reshuffle kabinet, sejak periode pertama hingga periode kedua presiden Jokowi, muncul warna-warni dinamika, ditandai dengan masa pandemi, ancaman krisis dalam negeri, dan krisis global bersama dampak yang ditimbulkannya.
Masih ingat peristiwa apa yang terjadi pada Februari-Maret lalu? Ide dan wacana tentang penundaan Pemilu dan bayangan tiga periode masa jabatan presiden begitu heboh menyeruak ke permukaan. Bisa ditebak siapa mereka?
Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai sosok di balik bergulirnya isu tersebut. Ide dan wacana tentang penundaan pemilu dan masa jabatan presiden berakhir melalui pernyataan presiden sendiri.
Selain itu, deretan nama-nama menteri, seperti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. Mereka masing-masing disebutkan berada di balik apa-apa yang ada hubungannya dengan ihwal impor barang, kenaikan harga Pertamax, dan melambungnya harga minyak goreng. (kompas.com, 15/062022)
Yang tidak masuk daftar reshuffle kabinet tidak berarti mereka tergolong golden boy sebagai bentuk perlakuan istimewa dari presiden. Penilaian kinerja menteri di tangan presiden.
Mereka dapat rapor ‘merah’ atau ‘biru’ itu juga berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi dari presiden.Â
Kenyataannya, mereka yang menduduki menteri baru tidak memiliki latar belakang pengalaman, apalagi bukan dari kalangan profesional.
Atas apa pun pertanyaan yang mengitarinya, semuanya berjalan dengan tertib. Sekitar 34 menteri dan 16 wakil menteri yang akan membantu presiden Jokowi hingga sisa masa jabatan 2024.
Tetapi, kerja belum usai. Harapan itu selalu ada untuk kita semua.