Mereka tidak pernah berada diluar pengulangan peristiwa. Antara kelahiran dan kematian "pikiran" yang tidak mengurusi teror. Karena kegilaan adalah perangkap munculnya terorisme lainnya.
Pengulangan peristiwa teror sekalipun ditandai dengan peristiwa besar. membentuk pengulangan baru yang produktif tanpa kenetralan, tanpa permulaan dan kelahiran yang terakhir. Ia akan mengintimi pergerakan traumatisme meluap-luap.
Mungkin kita tidak benar-benar yakin mengenai jumlah orang yang tewas, bukan korban jiwa sebagai akibat serangan teroris 11 September atau momentum lainnya, tetapi akibat dari kekerasan konsep dan kekerasan hasrat untuk menebarkan hawa kematian melalui terorisme.Â
Jumlah orang yang tewas sebanding dengan jumlah hasil perhitungan mesin ketidaksadaran yang merasuki kaum teroris dalam setiap serangannya.
Benarkah ada terorisme internasional dan terorisme negara?Â
Adakah seseorang yang mampu maju ke depan tanpa rasa takut sedikitpun untuk menjawab bahwa dirinya adalah seorang teroris sejati, bukan orang lain yang ditangkap atas tuduhan teroris?
Namun demikian, kekerasan konsep tidak dipertaruhkan dalam kekerasan lainnya. Ia bukan dalam berbagai pengalaman hidup sehari-hari yang dangkal. Cukuplah tidak lebih sekali pengulangan peristiwa 11 September.
Pengulangan dan kelahiran tidak dinantikan oleh permulaan. Tetapi titik nadir dari sesuatu yang tidak terduga persis serangan teror yang tidak terduga.
Cobalah kita ingat atau kita sendiri tidak mampu membayangkan kembali! Tatkala serangan bom bunuh diri teroris sesuai dengan bom waktu atau bom seks yang berdaya ledak tidak teremehkan menjadi peristiwa besar.
Apa alasan kita sehingga kita mengatakan suatu "peristiwa besar" 11 September?Â
Bom waktu di balik bom teroris menanam, menumbuhkan, dan menyebar seperti citra artifisial yang membujuk rayu hingga traumatisme tidak dapat diukur, kecuali jumlah korban.