Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kegilaan atas Terorisme

29 September 2022   12:55 Diperbarui: 22 Juli 2023   16:53 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : tribunnews.com, 11/09/2019

Tidak bermaksud mengungkit-ungkit tragedi kemanusiaan akibat serangan teroris terhadap Twin Towers-World Trade Center (WTC), Kota New York, 11 September 2001.

Penulis dan mungkin Anda adalah salah satu yang tidak berdiri di dekat 'Menara Kembar'-WTC saat peristiwa itu terjadi yang diliput oleh televisi.

Pada saat itu, mereka sebagai korban sekaligus menjadi kisah tragis. Kisah orang tua yang terpisah dari anak-anaknya. Hari ketika lahir duka cita terhampar dan langit diliputi kepulan hitam.

Mereka yang terdampar di sekolah-sekolah di pinggir kota. Dari suaminya dan orang-orang yang melarikan diri dari serangan teroris di Menara Kembar. 

Mereka tidak pernah melupakan berdasarkan sudut pandangnya.

Bahwa 'hal-hal yang tidak terpikirkan' terjadi pada suatu pagi di akhir musim panas yang agung. 

Yang entah bagaimana berubah menjadi sesuatu yang dekat bahkan tidak bisa membayangkan datangnya hari kiamat. 

Bahwa mereka nyata-nyata berada di sekitar lima puluh blok dari rumahnya. Banyak orang yang melompat dari sembilan puluh lantai menuju ke kematiannya.

Peristiwa tragis itu sesungguhnya melampaui analisis di tahun pertama era Milenium Ketiga. Sehingga, akhir dari hari peringatan serangan teroris 11 September 2001 berbeda dengan akhir dari kehidupan atau akhir dari Hari Pembalasan.

Begitu dahsyatnya peristiwa besar itu, mereka tidak mengingat lagi batas-batas pertentangan antara bahasa dan logika pengulangan.

Lebih dari satu atau dua ungkapan, kita sulit menghindari suatu tanggal dalam sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun