Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Bintang di Atas Pundak sama Cemerlangnya Pikiran Anda

22 September 2022   09:57 Diperbarui: 2 Juli 2023   16:09 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Jenderal Dudung Abdurrachman (Sumber gambar: beritabatam.com, 14/06/2022)

Mulanya dinilai sesat, 'gila' atau paling tidak bid'ah bagi seseorang yang berpikir "liberal" (termasuk dalam pemikiran Islam). Kadangkala tanpa dinanya, ada orang tiba-tiba "terbang bebas" dalam pernyataan.Namun, tidak semua orang menerima, bahwa sesuatu yang 'gila' dan bid'ah dalam ketidaklaziman akan mengubah dunia.  

Istilah "liberal" masih dianggap asing atau belum dikenal secara luas oleh masyarakat di negeri kita.

Hanya mungkin di sini, kita memilih satu pernyataan dari sekian pernyataan yang dianggap liberal. Agak atau sudah liberal cara berpikirnya.

Diusahakan dalam secuil catatan ini tidak memiliki keterkaitan dengan pemikiran liberal seperti genre Jaringan Islam Liberal (JIL). Saya mencoba untuk memahami suatu mode of thought JIL. Saya kira, pemikiran JIL bukan hanya disalahpahami oleh sebagian pihak, tetapi juga ibarat genre musik cadas, alunan suara-teks begitu menghentak, merangsang, dan menyentuh bagian terdalam dari penafsiran dan pemikiran.

Mungkin juga pernyataan yang bernuansa aneh dan liberal dari pemikiran seseorang muncul begitu saja tanpa pamrih. Sebetulnya, pemikiran liberal bukan karena sulitnya dicerna kata-kata, kerangka logis atau alur berpikirnya.

Lebih dari ketidakbiasaan dan kemalasan seseorang untuk menjelajahi hal-hal baru atau tidak lazim dalam pemikiran. Sehingga, hal-hal yang sudah mapan di alam pikiran kita seakan-akan sudah 'titik final', akhirnya menghalangi diri seseorang atau tidak tertarik untuk memahami sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

Zaman baru lahir berkat cara berpikir individu sudah maju dan liberal, yang menyenangi hal-hal baru.

Kaum fondasionalis sudah cukup pada apa-apa yang telah menjadi warisan pengetahuan dari zaman lampau.

Hal-hal baru didorong dengan cara pandang baru. Seseorang tidak perlu memaksakan dirinya untuk mengubah dunia dengan pemikiran baru jika hanya mencari sensasi.

Yang membuat sensasi akan menghilang begitu muncul peristiwa yang lebih menghebohkan.

Taruhlah misalnya, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurachman melontarkan pernyataan: "Tuhan Kita Bukan Orang Arab." Sesuatu yang tidak lazim dari seorang petinggi, apalagi dalam lingkungan militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun